Wonosobo Hebat
Viral Video Soto Dari Mayat Mahasiswi di Wonosobo Bikin Geger, Pemkab Pastikan Itu Hoaks
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Sebuah video dari channel YouTube bernama Cerita Pendek 365 menimbulkan keresahan di tengah masyarakat Wonosobo.
Video tersebut merupakan konten cerita berbasis kecerdasan buatan (AI), namun dianggap meresahkan karena mengangkat nama daerah secara langsung.
Video yang diberi judul "Wonosobo Gempar: Pemilik Warung Masak Mayat Mahasiswi, Jual Soto Selama Dua Bulan Tanpa Diketahui" hingga hari ini, Kamis (4/9/2025), telah ditonton sebanyak 845 ribu kali.
Baca juga: Menang Lomba Kentang Raksasa di Dieng: Bukti Nyata Petani Wonosobo Mampu Hasilkan Panen Jumbo
Dalam deskripsi box video tersebut juga tertulis narasi sebagai berikut.
"Wonosobo yang dikenal sebagai kota kecil nan tenang mendadak berubah menjadi pusat perhatian seluruh negeri. Sebuah warung soto sederhana di pinggir jalan ternyata menyimpan rahasia kelam yang tak seorang pun bayangkan. Dua bulan penuh, masyarakat tanpa sadar menyantap soto dengan kuah 'aneh tapi nikmat' - hingga suatu malam, potongan tulang kecil terbongkar di dalam mangkuk. Dari situlah kengerian dimulai, dan kebenaran yang terungkap membuat semua orang terpaku. Tonton sampai habis kisah nyata ini, karena di balik setiap sendok kuah, ada cerita yang mengubah Wonosobo selamanya."
Diketahui, video tersebut diunggah pada 18 Agustus 2025, dan dalam dua minggu telah mengundang banyak komentar dari warganet.
Tak sedikit yang mempertanyakan kebenaran isi cerita dalam video itu, bahkan mengecam karena membawa nama Kota Wonosobo secara langsung.
Seorang warganet dengan akun @Pariyem-kc3sz menuliskan komentarnya dalam kolom komentar video tersebut.
"Saya orng wonosobo asli 55 th.g prnah dengat ada spt itu.wono sobo kota yg indah damai.tempat wisata tolong jangan di nodai. wono sobo itu kota kecil jadi klo ada peristiwa semua orng langsung tau." mengutip dari kolom komentar video yang diunggah.
Hingga kini, video tersebut belum ditandai sebagai hoaks maupun diturunkan oleh pihak YouTube.
Namun, keresahan masyarakat terus meningkat seiring dengan penyebaran video yang dianggap menyesatkan.

Tanggapan Pemkab Wonosobo
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Wonosobo, Khristiana Dhewi, menegaskan bahwa video cerita AI yang viral tentang soto berbahan dasar mayat mahasiswi di Wonosobo adalah informasi yang tidak benar dan sangat meresahkan masyarakat.
"Terkait soto sapi yang viral di Wonosobo, dan itu ternyata hoaks. Sempat ada yang melapor ke LaporBup juga," ujarnya saat ditemui, Kamis (4/9/2025).
Ia menjelaskan bahwa video tersebut dibuat dengan format animasi bercerita, namun banyak masyarakat yang belum bisa membedakan antara realita dan fiksi buatan AI.
"Nah yang melihat konten itu banyak banget ribuan orang yang sudah melihat.
Ini meresahkan pedagang Soto karena tidak semua masyarakat kita itu kan paham, tahu tentang AI.
Ini real atau tidak? Banyak yang tidak bisa membedakan itu," ucapnya.
Laporan dari masyarakat pun masuk melalui berbagai kanal, termasuk keluhan dari pedagang soto di Wonosobo.
Ia menyebut Diskominfo langsung berkoordinasi dengan Mafindo untuk menindaklanjuti.
Menurutnya, konten semacam ini tidak bisa dianggap remeh karena menyangkut nama baik daerah, apalagi Wonosobo dikenal sebagai kota wisata.
"Kalau ini ditelan mentah, pasti akan membuat mereka nggak mau berkunjung ke Wonosobo.
Perasaan ngeri juga cerita di video itu. Daerah damai tapi ternyata ada kayak gitunya, dan itu tidaklah benar," tegasnya.
Diskominfo juga telah melapor ke berbagai pihak termasuk Kementerian Kominfo, Mafindo pusat, hingga berencana menyurati YouTube secara resmi, serta mengajak Paguyuban Pedagang Soto untuk ikut menyuarakan keberatan.
Sebagai langkah lanjutan, pihaknya tengah menyiapkan pelatihan literasi digital bekerja sama dengan Mafindo untuk melatih deteksi hoaks dan konten AI di kalangan pemerintah desa dan komunitas.
Baca juga: Pemkab Wonosobo dan Forkopimda Gelar Diskusi Publik di Tengah Dinamika Nasional
Ia mengingatkan agar masyarakat tidak mudah percaya pada informasi di media sosial dan selalu memeriksa kebenarannya.
"Harapan saya yang pertama masyarakat bijak bermedia sosial.
Edukasi itu sangat penting sehingga masyarakat berhati-hati ketika menerima informasi apapun tidak langsung telan mentah," pungkasnya. (ima)