Wonosobo Hebat

Meski Belum Rampung, Stadion Pancasila Wonosobo Jadi Angin Segar untuk Sepak Bola Daerah

Tribunjateng.com/Imah Masitoh 
STADION PANCASILA - Pelatih PSIW Wonosobo periode 2021-2024, Hafiz Fajri Al-Mubarok, mengungkapkan apresiasinya terhadap hadirnya Stadion Pancasila. Ia berharap fasilitas ini akan mendukung penyelenggaraan berbagai event olahraga, baik di tingkat regional maupun nasional. 

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Setelah sekian lama dinantikan masyarakat dan insan sepak bola di Kabupaten Wonosobo, kehadiran Stadion Pancasila menjadi angin segar yang membangkitkan semangat. 

Fasilitas ini menjawab kebutuhan akan sarana olahraga yang memadai, salah satunya bagi klub kebanggaan daerah, PSIW Wonosobo.

Selama ini, PSIW belum memiliki stadion sendiri sebagai markas utama. Kini, dengan berdirinya Stadion Pancasila, klub ini akan mendapatkan home base yang layak untuk menggelar berbagai pertandingan resmi.

Baca juga: Pemkab Wonosobo dan Malaka Tandatangani MoU Sister Hospital, Tingkatkan Layanan Mutu Kesehatan

Meski proses pembangunan stadion ini belum sepenuhnya rampung, progres yang konsisten setiap tahun menunjukkan komitmen kuat dari pemerintah daerah dalam menyediakan infrastruktur olahraga yang representatif dan sesuai standar.

Stadion Pancasila dirancang mengikuti standar nasional, dengan kapasitas mencapai 15.000 penonton. 

Fasilitas ini diharapkan mampu mendukung penyelenggaraan berbagai event olahraga, baik di tingkat regional maupun nasional.

Pelatih PSIW periode 2021-2024, Hafiz Fajri Al-Mubarok, mengungkapkan apresiasinya terhadap hadirnya stadion ini. 

Ia menyebut fasilitas yang dibangun sudah mengarah pada standar modern dan sangat potensial untuk mendukung kompetisi berskala besar.

"Ya paling tidak kita bersyukur, jadi setiap event tidak bingung untuk mencari home base,” ujarnya  saat ditemui, Jumat (19/9/2025).

Lebih lanjut, Hafiz berharap stadion ini bisa benar-benar dimanfaatkan oleh masyarakat Wonosobo, tidak hanya untuk klub PSIW, tapi juga bagi perkembangan sepak bola lokal secara umum.

“Kalau dilihat stadion ini sepertinya khusus sepak bola. Semoga benar-benar dimanfaatkan, semua masyarakat bisa mengambil peran di sini baik sebagai pemain, pelatih ataupun pendukung,” katanya.

Menurut Hafiz, fungsi stadion tak hanya sebagai tempat pertandingan, tetapi juga sebagai wahana hiburan masyarakat.

“Sebagian dari yang hadir sebagai penonton ke sini kan sebagai hiburan menghilangkan penat dengan nonton,” tambahnya.

Dengan pengalamannya mendampingi PSIW bertanding di berbagai kota, Hafiz melihat desain Stadion Pancasila cukup modern. 

Ia menyebut, dengan adanya empat ruang ganti pemain memungkinkan dua pertandingan bisa digelar dalam satu hari tanpa kendala teknis.

"Kita sudah ada 4 ruang ganti pemain jadi tidak gantian. Ini memungkinkan dua pertandingan dalam satu hari berlangsung lancar tanpa perlu menggeser atau mengusir tim yang awal bertanding," jelasnya.

Fasilitas tribun VIP juga mendapat catatan positif darinya. Hafiz menilai jarak antar tempat duduk dan jalur akses di tribun VIP sudah dirancang dengan proporsi yang nyaman bagi penonton.

"Untuk tribun VIP, jarak tempat duduk dan ruang jalannya sudah pas dan nyaman, tidak seperti beberapa stadion yang terlalu sempit atau terlalu lebar," katanya.

Ia menambahkan, secara keseluruhan desain stadion ini sudah tergolong baik dan modern, meskipun saat ini belum sepenuhnya terlihat karena masih dalam tahap pembangunan.

"Desainnya sudah modern, meskipun belum terlihat saat ini mengingat masih proses pembangunan," imbuhnya.

Dengan kapasitas 15.000 penonton, Stadion Pancasila dinilai cukup ideal untuk menggelar pertandingan Liga 3 atau Liga 4. 

Baca juga: Pariwisata Wonosobo Raih Pengakuan Nasional, Agro Wisata Tambi Tembus 60 Finalis WIA 2025

Namun, untuk level kompetisi yang lebih tinggi seperti Liga 1 atau Liga 2, kapasitas ini dianggap masih belum mencukupi.

Dengan kehadiran Stadion Pancasila, harapan akan kemajuan sepak bola di Kabupaten Wonosobo semakin nyata. 

Diharapkan stadion ini tidak hanya menjadi pusat pertandingan, tetapi juga menjadi simbol kebangkitan olahraga daerah dan wadah kebersamaan seluruh elemen masyarakat. (ima)