Wonosobo Hebat

Tahun 2025, Wonosobo Awali RPJMD dengan Fokus pada Fondasi Sektor Agrobisnis dan Pariwisata

TRIBUNJATENG/Imah Masitoh
PEMKAB WONOSOBO - Kepala Bappeda Wonosobo, Tono Prihartono, menyampaikan arah pembangunan lima tahun ke depan Wonosobo dalam RPJMD 2025-2029. Tahun pertama difokuskan untuk pemantapan fondasi sektor agribisnis dan pariwisata, disusul penguatan dan perluasan program pada tahun-tahun berikutnya. 

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Pemerintah Kabupaten Wonosobo melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menetapkan agrobisnis dan pariwisata sebagai dua sektor unggulan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) periode 2025-2029. 


Keputusan ini diambil berdasarkan analisis potensi wilayah dan sinergi dengan program pembangunan nasional dan provinsi.


Kepala Bappeda Wonosobo, Tono Prihartono, menyampaikan bahwa arah pembangunan lima tahun ke depan akan difokuskan untuk memperkuat fondasi ekonomi daerah melalui hilirisasi pertanian dan pengembangan ekowisata berkelanjutan.


"Pada saat Pak Bupati dan Pak Wakil Bupati terpilih, maka sesuai ketentuan diwajibkan untuk menyusun RPJMD lima tahun. 


Nah, dalam proses kerangka penyusunan itu, dari analisis potensi yang kita miliki, maka dua area tadi agrobisnis dan pariwisata menjadi unggulan yang menjadi daya dorong nanti pembangunan ekonomi di Wonosobo," ujar Tono, Senin (29/9/2025).


Penetapan visi “Wonosobo sebagai pusat agrobisnis dan pariwisata terkemuka di Jawa Tengah” merupakan hasil dari penyelarasan antara RPJMD Kabupaten dengan RPJMN Nasional dan RPJMD Provinsi Jawa Tengah.


Menurut Tono, penguatan sektor pertanian tak hanya berorientasi pada produksi hulu, melainkan juga hilir. 


Pemerintah akan mendorong pengolahan hasil pertanian menjadi produk bernilai tambah tinggi, baik setengah jadi maupun barang jadi. 


Semua itu dilakukan dengan tetap menjaga prinsip keberlanjutan lingkungan.


Sementara itu, sektor pariwisata diarahkan pada pengembangan wisata berbasis alam yang telah menjadi kekuatan utama Wonosobo, terutama di kawasan Dataran Tinggi Dieng.


"Hari ini orang tidak mungkin tidak tahu terkait dengan Dieng dan sekitarnya. 


Ini menjadi awalan positif bagaimana kita memasarkan, mempromosikan Wonosobo lebih kencang lagi.


Terutama fokus kepada wisata-wisata yang berhubungan dengan alam, karena potensi kita di situ, bukan wisata buatan," jelasnya.
Menurutnya, masuknya wisatawan akan menciptakan perputaran ekonomi, yang selanjutnya berdampak pada sektor lain, termasuk pertanian.

“Dengan banyaknya wisatawan yang masuk, tentu ada perputaran ekonomi di sana. Dan tentunya mendorong agar sektor lain, pertaniannya, juga berkembang, karena ini saling terkait satu sama lain,” imbuhnya.
RPJMD ini disusun dalam kerangka lima tahunan yang terbagi dalam fase-fase strategis. 


Tahun pertama (2025) difokuskan untuk pemantapan fondasi, disusul penguatan dan perluasan program pada tahun-tahun berikutnya.


Untuk memastikan keberhasilan program, Pemkab telah menyusun peta jalan lengkap dengan indikator capaian yang telah ditentukan.


Antara lain indeks pembangunan manusia (IPM), tingkat pengangguran terbuka, persentase kemiskinan, dan peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).


"Mari nanti di akhir tahun kita lihat indikator-indikator yang memang sudah ditentukan. 


Angka-angka itu akan terlihat dari rilis BPS sejauh mana capaian yang dicapai oleh Wonosobo,” jelas Tono.


Meskipun fokus diarahkan ke dua sektor utama, Bappeda tidak mengabaikan kebutuhan dasar masyarakat. 


Tono menyebutkan bahwa layanan pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur tetap menjadi prioritas. 


Infrastruktur, khususnya, dipandang sebagai prasyarat utama dalam menopang pertumbuhan agrobisnis dan pariwisata.


Dalam implementasi program, Pemkab Wonosobo akan menerapkan pendekatan kolaboratif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan seperti pemerintah, swasta, perguruan tinggi, masyarakat, hingga LSM.


Selama ini, beberapa kerja sama telah terjalin, termasuk dengan sektor swasta dan akademisi. 


Ke depan, kolaborasi ini akan diperluas untuk menciptakan dampak ekonomi yang lebih luas.


Tono menyampaikan harapan agar seluruh target tahunan dalam RPJMD bisa tercapai secara bertahap, meskipun ia menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi daerah sangat bergantung pada dinamika nasional.


"Kita harapkan situasi masyarakat kondusif, transparansi terus kita dorong agar tata kelola pemerintahan yang baik terbangun. 


Muaranya adalah layanan pemerintah kepada masyarakat semakin bagus dan kesejahteraan serta kebahagiaan masyarakat bisa menjadi lebih baik,” tandasnya. (ima)