Wonosobo Hebat

Wonosobo Kota Santri dan Wisata, Pemkab Aktifkan Siskamling dan Perketat Pengawasan Miras

Tribun Jateng/Imah Masitoh 
KONDUSIFITAS WILAYAH - Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat tekankan pentingnya membangun kesadaran kolektif demi mewujudkan Wonosobo yang aman, damai, dan kondusif. Sebagai kota santri dan wisata, Bupati ingin seluruh elemen masyarakat ikut menjaga kondusifitas wilayah. 

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Pemerintah Kabupaten Wonosobo menegaskan komitmennya untuk menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), menyusul dinamika sosial yang terus berkembang. 

Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat menggarisbawahi pentingnya membangun kesadaran kolektif demi mewujudkan Wonosobo yang aman, damai, dan kondusif.

Baca juga: Bupati Afif Apresiasi Peran Yakaumi dalam Kurangi Kesenjangan di Wonosobo, Himpun Dana 395 Juta

"Ya acara hari ini berkaitan dengan kesiapsiagaan pemerintah Kabupaten Wonosobo untuk dalam rangka meneguhkan kita selalu menjaga Kabupaten Wonosobo yang aman, damai, kondusif," ujar Bupati Afif usai kegiatan Coffee Morning bersama Forkopimda, OPD, dan Ormas di Pendopo Bupati, Rabu (1/10/2025).

Bupati Afif menekankan bahwa Wonosobo sebagai kota santri dan kota pariwisata harus dijaga secara kolektif oleh seluruh elemen masyarakat. 

Ia menyebut bahwa dengan terciptanya keamanan, maka aktivitas pembelajaran, pelayanan publik, dan perputaran ekonomi di daerah akan berjalan lancar.

"Insyaallah dengan situasi yang aman, damai, kegiatan aktivitas pembelajaran Kabupaten berjalan lancar, pelayanan kami berjalan lancar, banyak wisatawan yang datang sehingga peredaran ekonominya semakin luas dirasakan oleh seluruh masyarakat Kabupaten Wonosobo, ekonominya akan tentu membaik," lanjutnya.

Sejalan dengan arahan Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Bupati Afif menyampaikan bahwa Pemkab telah menginstruksikan seluruh camat dan kepala desa untuk mengaktifkan kembali sistem keamanan lingkungan (siskamling). 

Langkah ini dianggap penting dalam menciptakan rasa aman yang berkelanjutan.

"Kami sudah perintahkan camat, kepala desa untuk bisa menjaga wilayah masing-masing," ujarnya.

Lebih lanjut, ia menyoroti fenomena sosial di masyarakat, termasuk soal penyalahgunaan alkohol dan perilaku menyimpang di tempat hiburan. 

Bupati Afif menilai perlunya pendekatan kultural dan sinergi dengan organisasi kemasyarakatan keagamaan untuk membentengi masyarakat dari dampak negatif tersebut.

Terkait peredaran minuman keras (miras), Bupati Afif menegaskan bahwa Pemerintah Kabupaten Wonosobo tidak pernah mengeluarkan izin untuk penjualan miras secara bebas. 

Namun demikian, terdapat satu tempat yang memiliki izin khusus dengan pengawasan ketat, di mana konsumsi minuman keras hanya diperbolehkan di lokasi tersebut dan tidak untuk dibawa pulang atau diedarkan.

"Iya itu satu, karena izin langsung dari OSS," ucapnya.

Bersama Forkopimda, Pemkab secara rutin menggelar operasi gabungan ke titik-titik rawan yang telah dipetakan, guna menekan angka peredaran miras termasuk rokok tanpa cukai.

Menghadapi tantangan sosial yang kompleks, Bupati Afif menekankan bahwa penanganannya tidak bisa hanya menjadi tanggung jawab pemerintah. 

Baca juga: ASN Jadi Pilar Pelayanan di Wonosobo, Bupati Afif Tekankan Profesionalisme dan Integritas

Untuk itu, pihaknya aktif menggandeng berbagai organisasi masyarakat keagamaan seperti NU, Muhammadiyah, Rifaiyah, serta kelompok kepemudaan dan lintas agama untuk menyatukan visi bersama.

Pemkab akan merutinkan kegiatan evaluasi bulanan guna mengukur efektivitas program dan kebijakan yang dijalankan bersama elemen masyarakat.

"Kalau sudah kayak gini, insyaallah kita rutinkan kegiatan setiap bulan sebagai kita evaluasi," pungkasnya. (ima)