Wonosobo Hebat

Resmi Dimulai, Warga Dewasa Wonosobo Bisa Sekolah Online Fleksibel Lewat SOOD

TRIBUNJATENG/Imah Masitoh
PROGRAM SOOD - Pemerintah Kabupaten Wonosobo luncurkan program Sekolah Online Orang Dewasa (SOOD). Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Wonosobo, Musofa, menyampaikan jumlah pendaftar yang resmi masuk program ini mencapai 1.488 warga. 

TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Pemerintah Kabupaten Wonosobo telah resmi meluncurkan program Sekolah Online Orang Dewasa (SOOD).


Program ini sebagai langkah inovatif untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah di Wonosobo yang baru sekitar 6,9 tahun.


Program ini diresmikan langsung oleh Bupati Wonosobo dan disebut-sebut baru pertama kali ada di Jawa Tengah.


Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Wonosobo, Musofa, menjelaskan bahwa program ini menyasar warga berusia 25 tahun ke atas.


“SOOD ini memang diperuntukkan bagi mereka yang penduduk usia 25 tahun ke atas, terutama yang belum memiliki ijazah SLTA tetapi sudah lulus SMP/MTs,” ujar Musofa, Sabtu (25/10/2025).


Menurutnya, program ini merupakan hasil dari evaluasi data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan bahwa kelompok usia produktif tersebut masih menjadi tantangan utama dalam peningkatan rata-rata lama sekolah.


“Setelah kami pelajari, ternyata paling efektif, karena memang mereka yang nggandul (belum lulus SMA) adalah yang usia 25 tahun ke atas,” imbuhnya.


SOOD dirancang dengan sistem pembelajaran daring yang mudah diakses. 


Materi pembelajaran disusun berdasarkan kurikulum tingkat SMA, dilengkapi video pembelajaran, contoh soal, dan modul interaktif.


“Kalau belum memahami isinya, mereka bisa mengulang. Kami sudah sediakan instrumen yang memudahkan mereka belajar,” jelas Musofa.


Program ini memanfaatkan platform khusus sehingga peserta dapat belajar tanpa terikat waktu dan tempat.


“Mereka bisa belajar kapan saja, di mana saja. Seperti halnya membuka YouTube, bisa dilakukan setelah selesai bekerja,” katanya.


Pendekatan ini dianggap paling praktis dan efektif bagi warga dewasa yang ingin melanjutkan pendidikan tanpa meninggalkan aktivitas keseharian.


Setiap peserta akan mendapatkan evaluasi hasil belajar secara otomatis melalui sistem daring.


“Setelah dia merasa memahami, dia mengerjakan soal pilihan ganda yang sudah disediakan. Nilainya langsung terekam,” terang Musofa.


Ia menambahkan, akan ada pendampingan tutor secara berkala, terutama menjelang ujian. Selain itu, pertemuan daring melalui Zoom juga akan dilakukan secara periodik.


“Pertemuan lewat Zoom akan kami usahakan sebulan sekali, untuk memberikan inspirasi dan motivasi dari berbagai narasumber,” tuturnya.


Hingga peluncuran resmi ini, tercatat 1.488 warga telah terdaftar sebagai peserta SOOD dalam sistem Data Pokok Pendidikan (Dapodik).


Musofa menyebut, jumlah awal pendaftar mencapai 1.590 orang, namun 102 di antaranya belum masuk sistem karena kendala administratif.


Sebaran peserta mencakup hampir seluruh kecamatan di Wonosobo. Kecamatan Wadaslintang mencatat jumlah terbanyak, yakni 220 peserta, disusul Sokoharjo 206 peserta dan Kalibawang 188 peserta.


“Kami berterima kasih kepada para camat dan kepala PKBM yang telah menghimpun peserta hingga 1.488 orang,” kata Musofa.


Ia menambahkan, program SOOD Wonosobo memberikan ijazah setara SLTA yang diakui secara nasional.


“Ijazah yang diperoleh sama dengan tingkat SLTA lainnya dan bisa digunakan untuk melanjutkan kuliah atau kerja karena sudah terdaftar di Dapodik,” tegas Musofa.


Dengan sistem pembelajaran daring berbasis Android dan kuota internet, SOOD diharapkan mampu membuka akses pendidikan seluas-luasnya bagi masyarakat dewasa di Wonosobo.


Musofa menegaskan bahwa peluncuran SOOD bukan hanya soal pendidikan, tetapi juga strategi pemerintah daerah dalam menekan angka kemiskinan.


“Harapan kita, dengan meningkatnya rata-rata lama sekolah, angka kemiskinan bisa ikut menurun,” tandasnya. (ima)