Wonosobo Hebat
Tanah Gerak Bertahap Rusak Jalur Utama Kaliwiro-Lamuk Wonosobo, Jalan Makin Amblas Setiap Kali Hujan
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO - Tanah bergerak terjadi di jalur utama Kabupaten Wonosobo yang menghubungkan Kaliwiro-Lamuk melalui Tanjunganom-Gambaran.
Titik kejadian tepatnya berada di Dusun Reban, Desa Lamuk, Kecamatan Kaliwiro.
Pergerakan tanah di lokasi ini terjadi bertahap terlebih setiap kali hujan turun.
Akibatnya jalan utama amblas bahkan sebagian hilang.
Jalur darurat di sebelahnya, yang sempat dibuat di atas tanah warga, juga ikut amblas.
Kini, jalan hanya tersisa separuh dengan kondisi miring dan berbahaya. Kendaraan bermuatan pun sulit melintas.
Meskipun begitu, beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Menurut Koordinator RPB SAR Kaliwiro, Habib, menjelaskan, jalan ini sudah pernah diperbaiki pada November 2024.
Perbaikan dilakukan dengan bronjong dan timbunan sirtu.
Namun, sebulan kemudian, jalan kembali amblas karena hujan deras dan tanah terus bergerak.
Kemudian pada 10 April 2025, pergerakan tanah semakin besar.
"Menurut keterangan Kepala Dusun Reban saat itu terpantau pergerakan tanah secara signifikan, jalan alternatif di sisi jalan utama pun ikut amblas akibat pergerakan tanah," jelasnya, Rabu (29/10/2025).
Kendaraan roda empat, terutama kendaraan muatan, semakin sulit melintas.
Pada Oktober 2025, memasuki musim penghujan ini kembali menimbulkan pergerakan tanah.
Tanah di lokasi bergerak lagi dan menyebabkan jalan amblas separuh. Kondisinya makin parah dan membahayakan pengendara.
"Jalan tersebut merupakan satu-satunya akses warga untuk beraktivitas. Tidak ada jalur alternatif lain," imbuhnya.
Tim gabungan dari RPB SAR Kaliwiro, BPBD Wonosobo, Pemerintah Kecamatan Kaliwiro, Polsek, Koramil, Pemerintah Desa Lamuk, dan masyarakat sudah turun ke lokasi.
Tim melakukan asesmen dan memberi imbauan kepada warga agar waspada di titik ini mengingat pergerakan tanah masih terus terjadi.
"Terlebih saat ini intensitas hujan semakin tinggi bahkan setiap hari hujan," ucapnya.
Petugas memasang rambu peringatan di sekitar jalan rusak sebagai penanganan darurat.
"Lokasi ini tidak memiliki penerangan jalan, sehingga rawan kecelakaan," sebutnya.
Kini, warga bersama relawan juga melakukan penimbunan jalan secara gotong royong untuk sementara waktu. (ima)
