Sungai Meluap, Dua Jembatan Desa Soko Hancur
Selain longsor, hujan deras yang mengguyur Kecamatan Bagelen juga merusak dua jembatan
Berdasarkan pantauan Tribun Jogja, satu jembatan yang terputus adalah Jembatan Pucung yang menghubungkan dusun Mojosongo dengan jalan raya. Akibatnya warga yang tinggal di wilayah tersebut harus memutar sejauh sekitar 3 km untuk bisa mencapai jalan raya yang menghubungkan Purworejo-Yogyakarta melalui Cangkrep.
Slamet Supriyadi (35) warga Mojosongo ketika ditemui di lokasi menjelaskan, Jembatan pucung adalah jalan utama warga Mojosongo yang ingin pergi ke Pasar Soka. Ia memaparkan, jembatan tersebut dibangun dengan dana swadaya masyarakat pada 2001.
"Kemungkinan karena derasnya banjir, tiang jembatan tidak kuat menahan beban karena tergerus bagian pondasinya. Jembatan pun ambrol pada Selasa (12/2/2013) sekitar pukul 14.00," jelasnya, Rabu (13/2).
Jembatan lain yang ikut rusak adalah jembatan di RT 2 RW 2 yang baru selesai dibangun pada Minggu (10/2). Tiang semen penyangga jembatan yang menahan sesek bambu di atasnya ambruk karena terhempas derasnya arus air.
"Ada lima rumah di seberang dan jembatan ini merupakan satu-satunya akses bagi warga yang mau ke hutan. Rusaknya jembatan membuat kelima keluarga di seberang sana kesulitan kalau mau kemana-mana," jelas Ketua RT 2, Marto Suwito.
Sementara itu, Kepala Desa Soko Ruswandi mengaku telah melaporkan kejadian ini kepada Camat Bagelen dan akan segera membuat laporan tertulis ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Purworejo untuk mendapatkan penanganan.
"Untuk jembatan Mojosongo, kami akan mengerahkan kerja bakti masyarakat untuk membuat jembatan darurat dari bambu. Minimal jembatan itu bisa dilalui pejalan kaki dan kendaraan roda dua terlebih dahulu. Yang penting aktivitas warga tidak terganggu," kata Ruswandi.(toa)
Caption: Jembatan Pucung yang menghubungkan dusun Mojosongo di desa Soko kecamatan Bagelen Kabupaten Purworejo dengan jalan raya terputus akibat luapan sungai Durensari pada Selasa (12/2) sore. Akibatnya warga yang tinggal di wilayah tersebut harus memutar sejauh sekitar 3 km untuk bisa mencapai jalan raya.