Bom Udara Akan Diledakkan saat Dugderan di MAJT
Karnaval Dugderan tahun ini akan berbeda dengan tahun sebelumnya. Konsep yang diusung pada Dugderan tahun ini akan menonjolkan sisi keberagaman etnis.
Penulis: m alfi mahsun | Editor: rustam aji

Laporan Wartawan Tribun Jateng, M. Alfi.
TRIBUNJATENG.COM - SEMARANG - Karnaval Dugderan tahun ini akan berbeda dengan tahun sebelumnya. Konsep yang diusung pada Dugderan tahun ini akan menonjolkan sisi keberagaman etnis masyarakat yang tetap hidup rukun di Kota Semarang.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang, Nurjanah, mengatakan Karnaval Dugderan pada hari ini (Senin 8/7/2013) akan menampilkan kebudayaan-kebudayaan dari tiga etnis besar yang hidup di kota Semarang yaitu Jawa, Cina dan Arab.
Hal tersebut disampaikannya dalam jumpa pers, Rabu (3/7) di Media Center Balaikota Semarang. “Untuk acara pada hari kedua ada tiga lokasi yaitu di Balai Kota, Masjid Agung Semarang dan di Masjid Agung Jateng,” kata Nurjanah.
Untuk pelaksanaan di Balai Kota, akan ada prosesi pelepasan peserta karnaval oleh Plt Wali Kota yang dimulai setelah waktu Dzuhur. Suasan akan dibuat dengan nuansa Kerajaan dengan adanya gamelan dan tarian-tarian kolosal. Bahasa pengantar dan sambutan semua menggunakan Bahasa Jawa.
“Iring-iringan nantinya terdiri dari tiga jenis. Pasukan yang berjalan kaki, Kereta Kencana dengan menggunkan Bendi dan mobil hias. Yang menarik adalah pada pasukan yang berjalan kaki nanti ada pasukan yang membawa Warak kecil-kecil. Jadi Waraknya tidak hanya yang besar dipanggul itu. Tapi juga ada banyak sekali Warak-warak kecil. Tujuannya agar anak-anak mulai mengenal icon kota Semarang,” ujarnya.
Untuk meminimalisir kemacetan dan kekacauan akibat banyaknya peserta yang kurang lebih berjumlah 4722 orang,
Plt Wali Kota nantinya akan menaiki kereta kencana dari Balai Kota menuju Masjid Agung Semarang. Prosesi akan dimulai sekitar jam 3 sore. Kegiatan utama yaitu penyerahan Sukuf Halakoh dari Kyai Tafsir Anom kepada Plt Wali Kota. Lalu pembacaan Sukuf oleh Plt Wali Kota dan penabuhan Bedug diiringi Bom udara.
Setelah itu, Plt Wali Kota menuju Masjid Agung Jateng. Di sana ia akan menyerahkan Sukuf tersebut kepada Gubernur dengan diiringi kesenian rebana dan tarian Warak. Hingga kemudian diakhiri dengan pemukulan Bedug serta peledakan Bom Udara. (*)