Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Stasiun Kereta Api di Bandara Ahmad Yani Diperkirakan Mulai 2016

Untuk mendukung terciptanya pelayanan transportasi untuk masyarakat ini

Penulis: raka f pujangga | Editor: agung yulianto
Tribun Jakarta/Jeprima
ilustrasi kereta. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Rencana pembangunan stasiun kereta api di lingkungan bandara diperkirakan paling cepat bisa terealisasi pada 2016. Wacana yang sudah lama ini disampaikan kembali pada pemaparan penguatan jalur rel kereta api di wilayah pantura Jawa Tengah, yang di antaranya mencakup Semarang dan kota sekitarnya.

Kasi Perkeretaapian, Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Jawa Tengah, Restu Setiawan, menjelaskan, dalam kajian yang dilakukannya, kereta api diperlukan di lingkungan bandara untuk mendukung intremoda transportasi yang hingga kini masih terbilang sangat terbatas.

"Untuk mendukung terciptanya pelayanan transportasi untuk masyarakat ini, perlunya interkoneksi antara moda transportasi," kata dia saat Focus Group Discussion 'Masterplan KA Perkotaan Semarang', di Hotel Semesta, Kamis (3/10/2013).

Dalam paparannya ia lebih banyak menjelaskan arah kebijakan dan rencana pengembangan perkeretaapian, yakni mengembangkan moda transportasi di perkotaan.

Menurut Restu, pihaknya merancang penggunaan moda transportasi kereta api untuk mengatasi persoalan kemacetan, khususnya di Kota Semarang.

Faktor pendorong dibutuhkannya stasiun di lingkungan bandara, adalah hingga kini di Bandara A Yani tidak ada moda angkutan lain, kecuali taksi. Padahal penggunaan taksi ini mengeluarkan biaya lebih dibanding moda transportasi lainnya. Harapannya, kata dia, ada integrasi antarmoda transportasi agar memudahkan masyarakat.

Seperti diketahui, infrastruktur berupa jaringan rel kereta api sudah tersedia dan berlokasi tepat di sisi pintu masuk bandara saat ini. Sehingga investasi yang diperlukan untuk merealisasikan stasiun ataupun halte kereta api tidak membutuhkan dana tidak terlalu besar bila dibandingkan membangun infrastruktur baru.

Pantauan Tribun Jateng, terminal baru bandara yang saat ini sedang dalam tahap persiapan pembangunan maka perlu menambah akses penghubung yang memudahkan antara penumpang dan lokasi stasiun.

Selain bandara, saat ini yang tengah dilakukan adalah pengaktifan kembali jalur kereta api intermoda menuju Pelabuhan Tanjung Emas. Upaya lain yang juga hendak dikembangkan yaitu menjadikan sistem transportasi Terminal Mangkang yang terpadu serta pembangunan jalur ganda layang (elevated double track) mulai Jalan Anjasmoro hingga Jalan Kaligawe.

"Kami sudah memiliki sketsa membuat Terminal Mangkang terpadu, sehingga di belakang terminal terdapat stasiun kereta api untuk mengurai kepadatan di jalan. Saat ini masih tahap kajian oleh kami. Begitu pula jalur ganda layang yang akan melintasi Sungai Banjirkanal Barat," jelasnya.

Dia menyampaikan, pengaktifan rel di beberapa titik yang sudah mati itu, seperti di lingkungan pelabuhan, dinilai bisa mendukung sektor lainnya, misalnya perdagangan dan pertanian.

"Karakteristik kereta api ini sebagai angkutan massal yang perlu ditingkatkan peranannya untuk menunjang pembangunan daerah. Pertumbuhan infrastruktur 1 persen, bisa berkontribusi untuk pertumbuhan ekonomi sebesar 3 persen," kata dia.

Pengamat transportasi Unika Soegijapranata, Djoko Setijowarno mengusulkan, adanya transportasi kereta di dalam perkotaan Semarang. Sebab, jumlah kendaraan yang meningkat membuat kemacetan terjadi di sejumlah titik.

"Saya mengusulkannya kereta monorel, yang sekarang ini sedang hangat-hangatnya diusulkan. Jalur kereta utamanya di Mangkang-Penggaron, tidak usah ada pembebasan lahan karena menggunakan median jalan," katanya.

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved