JOKOWI ADALAH
Jokowi Pertaruhkan Jabatan demi Mobil Esemka
Pemilik Body Repair Kiat Motor, Sukiyat bertekad bulat membuat mobil untuk Jokowi. Dari sanalah mobil Esemka dan Jokowi menjadi bahan perbincangan.
Penulis: galih permadi | Editor: tri_mulyono
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Pemilik Body Repair Kiat Motor, Sukiyat bertekad bulat membuat mobil untuk Jokowi. Dari sanalah mobil Esemka dan Jokowi menjadi bahan perbincangan.
Niat Sukiyat bersambut setelah Direktur Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat itu, Joko Sutrisno, tertarik dengan kemampuan Sukiyat. Selanjutnya, Kiat Motor menjadi mitra perusahaan dalam program perakitan mobil yang dilakukan siswa SMK.
Selanjutnya Sukiyat membuat prototipe mobil buatan sejumlah siswa di Solo. Mobil tersebut yang kemudian dipakai Jokowi dan Wakil Wali Kota Solo saat itu FX Hadi Rudyatmo sebagai mobil dinas. “Mesin dirakit oleh SMK warga Solo. Mesinnya mirip mesin Timor,” ujar Sukiyat.
Sukiyat dan para siswa SMK akhirnya berhasil membuat Kiat Esemka. Hampir dua tahun, mobil tersebut dipamerkan. Semula mobil ini akan diluncurkan usai Lebaran tahun 2011, namun Sukiyat meminta, Kiat Esemka diluncurkan pada Januari 2012. “Ada sembilan mobil Esemka buatan dalam negeri, hasil karya anak-anak SMK,” ujarnya.
Sukiyat kemudian meminta Jokowi untuk memakai mobil Kiat Esemka sebagai mobil dinas wali kota. Jokowi pun mengapresiasi mobil kreasi anak-anak SMK tersebut. “Wah bagus sekali, kayak baru,” ucap Jokowi kepada Sukiyat. “Lha memang baru kok Pak,” timpal Sukiyat.
Polemik antara Jokowi dengan Gubernur Jateng saat itu Bibit Waluyo –yang belum mempercayai keamanan mobil Esemka-- tidak dipungkiri Sukiyat membuat nama mobil tersebut semakin terangkat. Begitu juga dengan nama Jokowi semakin melambung.
Sukiyat menyatakan berdasarkan teori pemikiran Bibit adalah benar, lantaran mobil tersebut belum menjalani pengujian. “Kalau pas pengujian dari Solo ke Jakarta terjadi kecelakaan dan menyebabkan kematian bisa jadi masalah. Tapi pengujian di jalan tersebut perlu dilakukan, karena mesin perlu diuji,” ujarnya.
Keberanian Jokowi dan Rudi melanggar prosedur, menurut Sukiyat, patut diapresiasi.
“Pak Jokowi berani karena membela produk dalam negeri. Kalau nunggu ngurus perizinan tanpa dicoba, sampai wali kota, gubernur, ataupun Sukiyat meninggal mobil tersebut tidak akan jadi. Kita harus terima kasih kepada Pak Jokowi dan Rudi berani ambil resiko dengan mempertaruhkan jabatannya,” ujar Sukiyat.
Ketika booming mobil Esemka, Sukiyat lebih memilih “tiarap”. Menurutnya, ketenaran Kiat Esemka sudah menjadi “rayahan” dan diselimuti konflik politik. “Kalau saya bicara apa adanya salah, kalau diam saja juga salah. Saya lebih baik cooling down,” ujarnya.
Ketika mobil akan diuji coba ke Jakarta pun Sukiyat lebih memilih tidak ikut. Jokowi lantas mempertanyakan sikap Sukiyat. “Pak Kiyat gimana?,” tanya Jokowi. “Saya mundur saja,” jawab Sukiyat. “Lha nanti piye?,” Jokowi kembali bertanya. Sukiyat pun merekomendasikan seorang montir dari Teknopark untuk membantu Jokowi selama menjalani proses uji coba.(galih permadi)