Indepth Report
Truk BBM Kencing (6): Nelayan Lebih Memilih Penampung Karena Murah
Dia tahu bahwa nelayan mendapat solar dengan harga yang lebih murah.
Penulis: bakti buwono budiasto | Editor: Catur waskito Edy
Laporan Reporter Tribun Bakti Buwono
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Penangkapan truk kencing disambut gembira pengelola Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Nelayan (SPBN) Tambaklorok, Muhammad Rozikin. Ia mengakui selama ini SPBN-nya tidak laku karena ada solar hasil kencing truk BBM.
"Dulu waktu awal buka kami bisa jual solar bersubsidi ke nelayan sampai 3 ton per hari. Setahun ini cuma 600 liter sampai maksimal 1 ton," katanya pada Tribun Jateng, Selasa (30/6/2015) pagi.
Penjualan itu jauh di bawah SPBN Kabupaten Demak dan Kabupaten Kendal yang mencapai 10 ton hingga 15 ton perhari. Padahal jumlah nelayan di Semarang tidak kalah banyak dengan dua daerah teraebut.Â
Setelah bertanya kepada beberapa nelayan, ia tahu bahwa nelayan mendapat solar dengan harga yang lebih murah. Jika SPBN-nya menjual solar subsidi seharga Rp 6.900 per liter, nelayan bisa dapat solar harga jauh di bawah itu. Maksimal Rp 6.000 per liter.
Pria yang akrab dipanggil Bandot itu berujar indikasi itu kuat karena penangkapan tuk kencing berada dekat dengan kawasan Tambaklorok. (*)