Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Di Negara-negara Ini Setiap Tujuh Detik Gadis 15 Tahun Dipaksa Menikah

Gadis-gadis cilik termuda, yang menikah dengan pria berusia jauh lebih tua dari mereka, adalah berusia 10 tahun

mirror
Dalam foto ini terlihat Lal Jat (35) menikahi seorang bocah perempuan berusia enam tahun di desa Gangrar, Rajashtan, India. Setelah foto ini menyebar, polisi kemudian menahan Lal Jat namun sang perancang pernikahan masih buron. 

TRIBUNJATENG.COM, LONDON -- Dalam setiap tujuh detik, setidaknya ada satu gadis cilik berusia di bawah 15 tahun menikah dengan pria yang jauh lebih tua darinya di sejumlah negara di dunia.

Kelompok pegiat hak anak, Save the Children, merilis informasi tersebut pada Selasa (11/10/2016) bertepatakan dengan International Day of the Girl, seperti diberitakan Reuters.

Gadis-gadis cilik termuda, yang menikah dengan pria berusia jauh lebih tua dari mereka, adalah berusia 10 tahun. Kasus ini banyak terjadi di Afganistan, Yaman, India, dan Somalia.

Pernikahan dini tidak hanya merampas hak anak-anak perempuan itu untuk bersekolah, tetapi juga beresiko tinggi menghadapi kematian atau cedera saat hendak melahirkan.

Resiko besar itu bisa terjadi karena secara fisik anak-anak di bawah 15 tahun sebenarnya belum siap untuk melahirkan seperti yang dihadapi perempuan lebih tua atau cukup umur.

Perkawinan anak menciptakan siklus panjang masalah karena gadis-gadis cilik itu mulai kehilangan hak-hak dasarnya, termasuk hak untuk belajar di sekolah dasar.

CEO Save the Children Internasional, Helle Thorning-Schmidt, menyatakan keprihatinannya atas kondisi buruk yang dialami gadis-gadis cilik tersebut.

"Gadis-gadis yang menikah terlalu dini sering tidak dapat bersekolah, lebih mungkin untuk menghadapi kekerasan dalam rumah tangga, pelecehan, dan pemerkosaan. Mereka rawan terkena IMS, termasuk HIV," kata Helle Thorning-Schmidt.

Kelompok Save the Children memeringkat sejumlah negara dari yang terbaik hingga terburuk dalam perlakuan terhadap anak gadis.

Pemeringkat dilakukan berdasarkan kasus pernikahan anak, kondisi tidak bersekolah, kehamilan remaja, kematian ibu, dan jumlah anggota parlemen perempuan.

Niger, Chad, Republik Afrika Tengah, Mali, dan Somalia berada di peringkat terbawa.

Para peneliti mengatakan, konflik, kemiskinan, dan krisis kemanusiaan adalah faktor utama yang memaksa gadis-gadis itu melakukan pernikahan di bawah umur.

Menurut Save the Children, penutupan sekolah menyusul wabah Ebola telah menyebabkan sekitar 14.000 kehamilan remaja di Sierra Leone.

Lembaga amal global anak itu menyebut Sahar, seorang gadis pengungsi Suriah berusia 14 tahun di Lebanon, sebagai contoh kasus.

Sahar menikah dengan seorang pria berusia di atas 20 tahun ketika ia sendiri masih berusia 13 tahun. Ketika berita ini diturunkan, Sahar sedang hamil dua bulan.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved