MEMILUKAN, Siswi Yatim Piatu Ini Rontok Giginya Gara-gara Tidak Hafal Rumus Matematika
MEMILUKAN, Siswi Yatim Piatu Ini Rontok Giginya Diduga Dihajar Bu Guru, Kini Trauma Dan...
Penulis: Daniel Ari Purnomo | Editor: iswidodo
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Memilukan nasib yang dialami Shafa Fitriani Sabila siswi SDN Langensari 4 Kelas V di Ungaran. Bocah yatim piatu itu giginya rontok diduga dipukul oknum guru di sekolah tersebut karena tidak bisa menghafal rumus matematika. Kini, sudah dua bulan siswi itu tidak masuk sekolah dan trauma ketemu orang yang tak dikenalnya.
Bocah itu berteriak sambil menendangi kasur saat Haryati bibinya, mengetuk pintu kamar. "Emoh, emoh, emoh," jerit Shafa sambil menangis. Haryati menuturkan, keponakannya itu sudah dua bulan tak bersekolah. Sehari-hari, anak yatim piatu itu mengurung diri di kamar.
"Kalau tidak mengurung diri, dia kadang keluar dari kamar. Nonton tv, Upin Ipin, Anak Jalanan. Nanti kalau ada orang yang tak dikenal datang ke rumah, dia langsung lari ke dalam kamar sambil menangis dan berteriak," ujar Haryati saat ditemui Tribun Jateng di kediamannya, kawasan Jalan Raden Wijaya 2, Langensari, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Rabu (12/10/2016).
Tingkah Shafa berubah sepulang sekolah. Saat itu, Shafa pulang sambil memegangi pipi kiri. Ia menangis lalu mendatangi sang nenek, Tarimah. "Dia bilang ke ibu saya (Tarimah--Red), nenek, saya dipukul Ibu Tri. Gigiku patah. Gara-gara tidak bisa menghafal perkalian matematika," ucap Haryati menirukan perkataan keponakannya itu.
Usai mengadu kepada sang nenek, lanjut Haryati, Shafa mulai mengurung diri di kamar. Shafa juga tak mau bersekolah keesokan harinya. Kejadian itu berlanjut selama dua minggu. "Kemudian dua minggu setelahnya, ada beberapa guru mendatangi rumah ke sini. Mereka membujuk agar Shafa mau bersekolah. Akhirnya anak itu mau sekolah," katanya.
Beberapa hari kemudian, sepulang sekolah, cerita Haryati, si Shafa menangis lagi. Kali ini bocah perempuan itu mengadu dikucilkan oleh sang guru wali kelas V. "Shafa bilang kalau di kelas selalu dicaci maki sang guru. Semenjak itu, Shafa tidak berani masuk sekolah lagi, sampai dua bulan ini," bebernya.
Lebih lanjut, Haryati mengungkapkan pihak keluarga sudah mendatangi sekolah. Sayangnya, tak ada respon dari sekolah. Menurutnya, penganiayaan murid itu tak terjadi kepada Shafa saja. Ada sejumlah wali murid yang menyayangkan cara mengajar bu guru itu.
"Keponakan saya juga sering dipukul ibu Tri pada bagian tangan kiri. Padahal keponakan saya itu memang biasa menulis pakai tangan kiri. Dipaksa pakai tangan kanan oleh guru itu," kata Wulan, tetangga Haryati.
Sang nenek, Tarimah berharap cucunya itu mau kembali bersekolah. Ia mengaku sedih, saat melihat Shafa selalu menjerit dan mengurung diri di kamar. "Shafa itu anak yatim piatu. Sang ibu, Hartini meninggal saat melahirkan Shafa. Kemudian, giliran sang ayah, Sutomo meninggal dunia, saat Shafa berusia tiga tahun. Sutomo meninggal karena sakit," terang Tarimah. (*)