Berita Semarang
Jejak Pabrik Rokok Tua Tjap Pompa Yang Pernah Jaya di Semarang, Ditelan Konflik Keluarga dan Zaman
Kisah Ong Tjwie Tien, pendatang dari Tiongkok yang mengawali bisnis tembakau di Semarang yang berasal dari petani tembakau Mranggen, Demak.
Penulis: Rezanda Akbar D | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Dimulai dari sebuah gang sempit kawasan Pecinan, Semarang, akhir abad ke-19, seorang pendatang Tiongkok Ong Tjwie Tien memulai hidupnya dari nol.
Dia bekerja sebagai kuli, merantau tanpa bekal selain tenaga.
Dari susur yang dipakai perempuan kampung, klobot yang diisap para lelaki, hingga sigaret yang semakin populer di kawasan kota.
Baca juga: Viral PHK Massal Pabrik Rokok Gudang Garam, Warganet Singgung 19 Juta Lapangan Kerja
Kebiasaan masyarakat yang kala itu mengonsumsi tembakau menjadi peluang untuk mengawali bisnis tembakau di Semarang.
Dari keringat dan sedikit keberanian, ia membeli tembakau dari petani Mranggen.
Lalu menjualnya eceran di pasar-pasar.
Usaha tembakau menjadi usaha yang laris kala itu di Kota Semarang, toko yang menjual tembakau, dan klobot (kulit pembungkus tongkol jagung yang digunakan sebagai pembungkus rokok) sangat menjamur di Kota Semarang.
Selembar demi selembar hasil penjualan daun tembakau itulah yang kemudian menjelma menjadi Pabrik Rokok Tjap Pompa.
Nama Pompa sendiri berasal dari merek dagang yang dibeli Ong Tjwie Tien dari seseorang.

Produksi dimulai di rumah sederhana di Jalan Mataram 360, lalu berkembang hingga berpusat di Karangsaru Semarang. Sejak itulah Pompa dikenal luas di Jawa Tengah.
“Kuncinya ada pada racikan. Pakai tembakau dari Mranggen sekian persen, kemudian Temanggung dan lainnya. Itulah rahasia yang membuat orang-orang tetap mencari Pompa,” kata dr. Teguh Santoso Rahardjo, cucu pendiri, ketika ditemui di Semarang, Kamis (2/10/2025).
Pada dekade 1950–1960an, Pompa mencapai puncak kejayaan. Gudang-gudangnya ramai.
Suara songkro gerobak besar keluar masuk mengangkut tembakau dari Temanggung, Weleri, Bojonegoro, hingga Madura.
Di pusat kota, dokar-dokar kecil berangkat mengantar rokok ke warung-warung tak terkecuali di daerah jalan mataram, bahkan dr Teguh kecil sering bermain di koplak (tempat parkir dokar) yang saat ini jadi toko besi T di jalan MT Haryono No 370 A.
Ribuan pekerja, kebanyakan perempuan, duduk berjejer melinting kretek, jari-jarinya lincah seperti penari.
Rektor Unnes Tekankan Peran Akademisi Sebagai Penggerak Inovasi dan Penjaga Integritas |
![]() |
---|
Segini Jumlah Adegan yang Diperagakan Saat Rekonstruksi Kematian Janggal Iko Juliant Junior Unnes |
![]() |
---|
Persoalan Sampah Belum Usai Setelah Penutupan TPA Ilegal Rowosari, Ini Upaya Pemkot Semarang |
![]() |
---|
Prof Rumini Paparkan Filosofi Atletik The Mother of Sport dalam Pengukuhannya Jadi Guru Besar Unnes |
![]() |
---|
Health & Wellness Expo 2025 di Mall Ciputra Semarang Sampai 5 Oktober, Ada Cek Kesehatan Gratis |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.