Proyek Kereta Api Sulawesi Lebih Cepat dari Jawa
Sesuai janji Presiden Joko Widodo (Jokowi), pembangunan jalur Trans Kereta Api Sulawesi telah mulai dikerjakan sejak 2015. Sejauh mana perkembangannya
TRIBUNJATENG.COM - Sesuai janji Presiden Joko Widodo (Jokowi), pembangunan jalur Trans Kereta Api Sulawesi telah mulai dikerjakan sejak 2015. Sejauh mana perkembangannya?
Senyum Ibu Ros terus mengembang. Ia gembira lantaran jualan beraneka ragam es buah dan gorengannya kini semakin laris. Tak hanya itu, rumah yang tak ditinggalinya di kawasan Pekkae, Kecamatan Tantete Rilau, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan pun laku disewa pekerja proyek Trans Kereta Api Sulawesi. Dari sewa rumah saja, Ibu Ros mendapatkan tambahan penghasilan Rp 2,5 juta per bulan.
Ditemui di warung miliknya, Ibu Ros dengan mata berbinar mengisahkan, semakin banyak pekerja yang datang ke proyek Trans Kereta Sulawesi yang tak jauh dari rumahnya, maka pundi-pundi rupiahnya makin gemuk. Rumahnya yang kini ditempati 18 pekerja, menurutnya masih muat untuk menampung beberapa pekerja lagi. Para pekerja sebagian besar dari Pulau Jawa. "Katanya banyak lagi yang mau datang dari sana, karena kereta api mulai lagi dikerjakan," jelas Ibu Ros.
Di masa pendudukan Belanda, sebetulnya pernah dibangun jalur kereta api pertama di Sulawesi sepanjang 47 km dengan rute Makassar-Takalar yang dioperasikan pada tanggal 1 Juli 1923. Namun, sejarah perkeretapian di Sulawesi berakhir di masa pendudukan Jepang karena alasan perang. Trans-Sulawesi menghidupkan kembali sejarah kereta api di bumi Celebes. Kali ini,
lebih panjang, lebih terhubung dan kiranya dapat menjadi penanda baru kebangkitan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Sulawesi. Secara keseluruhan proyek perkeretaapian Trans-Sulawesi yang masuk dalam Rancangan
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 mencapai panjang 1.700 km yang membentang dari Makassar sampai Manado. Jalur kereta api Trans-Sulawesi tersebut diperkirakan akan beroperasi pada tahun 2019. Pembangunan kereta api Trans-Sulawesi akan dikoneksikan dengan pelabuhan dan bandara.
Standar internasional
Kereta api Trans-Sulawesi memiliki kelebihan dibandingkan kereta api di Pulau Jawa. Kerata api Trans-Sulawesi langsung dibangun double track. Selain itu, jalur kereta Trans-Sulawesi direncanakan tidak sebidang dengan jalan raya. Ini akan meminimalisir kecelakaan kereta akibat adanya persimpangan dengan jalan raya yang dilalui kendaraan bermotor. Kelebihan lain adalah dari sisi kecepatan. Kereta api Trans-Sulawesi dapat mencapai kecepatan hingga 200 km/jam dibandingkan dengan kereta api di Jawa yang hingga tahun 2015 ini maksimal mencapai 120 km/jam.
Selain itu, lebar rel kereta api Trans-Sulawesi mengikuti standar internasional yang memiliki lebar 1 meter 435 milimeter. Hal ini juga berbeda dengan di Pulau Jawa yang hanya memiliki lebar 1 meter 67 milimeter. Lebar rel standar internasional tersebut memberikan dampak keamanan yang lebih baik, yaitu agar kereta tidak mudah terguling dalam kecepatan tinggi.
Tahap satu
Tribun Timur (grup Tribun Jateng) mengecek langsung mega proyek yang ditunggu-tunggu masyarakat ini. Untuk tahap pertama, pembangunan dimulai dari Makasaar-Parepare sejauh 145 km. Sejak tahun 2015 dimulai pembebebasan lahan. Hingga Oktober 2016 ini Pemprov Sulsel telah membebaskan lahan sepanjang 20 km. Dana pembebasan bersumber dari Pemprov Sulsel tahun 2015 sebesar Rp 90 miliar.
Sekretaris Dinas Perhubungan Sulsel Arsal Arifin mengatakan 20 Km lahan yang telah dibebaskan itu ada di Desa Pancana, Kabupaten Barru. Bahkan, lahan yang telah dibebaskan telah dipasang bantalan rel.
Selama proses pembebasan, tidak ada kendala ataupun protes warga. Itu terjadi karena harga yang ditetapkan Tim Apraisal (pihak penilai harga tanah) yang ditunjuk oleh Kementerian Perhubungan melalui lelang, menetapkan harga diatas dari harapan masyarakat. "Kita tidak tahu berapa harga yang ditetapkan Apraisal, tapi masyarakat setempat antusias menawarkan tanahnya untuk dibeli," ujar Arsal
Informasi yang dihimpun Tribun, Tim Apraisal menilai semua obyek yang ada di atas lahan yang akan dibeli. Pohon pun juga dinilai harganya. Termasuk pohon mangga, dan pohon lain di lahan milik masyarakat. "Jadi semua yang ada diatas lahan dinilai uang," katanya.
Informasi yang diperoleh Arsal, dana yang akan digelontorkan Kemenenterian untuk pembebasan lahan tahun 2016 ini sebanyak Rp 296 miliar. Dana itu untuk pembebasan lahan sepanjang 50 km dengan lebar 50 m2 dari Barru sampai kota Pare-Pare. Jika pembebeasan ini selesai, tercatat bahwa pemerintah sudah membebaskan lahan sepanjang 70 Km. Sedangkan pembebasan dari Barru ke Makassar itu akan dilanjutkan di tahun 2017 mendatang.
Seiring pelaksanaan pembebasan lahan, pemerintah juga mulai melakukan pemasangan bantalan rel. Meski pembantalan rel masih berproses di Barru. (tribunjateng/cetak/tribun timur/sal/ira)