Polres Cilacap Tepis Kabar Hoax Soal Penculikan Anak di Cilacap
Polres Cilacap menepis kabar yang berkembang di media sosial terkait merebaknya kasus penculikan terhadap anak di wilayah Kabupaten Cilacap.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: Catur waskito Edy
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Khoirul Muzakki
TRIBUNJATENG.COM, CILACAP -- Polres Cilacap menepis kabar yang berkembang di media sosial terkait merebaknya kasus penculikan terhadap anak di wilayah Kabupaten Cilacap.
Kiriman tersebut menyertakan gambar seorang perempuan yang sedang diborgol tangannya. Disebutkan dalam kiriman itu, perempuan itu adalah salah satu pelaku tertangkap di Polsek Kroya Polres Cilacap.
Kasubbag Humas AKP Bintoro Wasono menegaskan, berita tersebut tidak benar alias hoax.
"Sampai saat ini wilayah hukum Polres Cilacap dalam keadaan aman terkendalai. Tidak ada kejadian yang menjol,"katanya, Selasa (7/3).
AKP Bintoro mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak mudah terpengaruh dengan berita palsu. Kabar palsu itu dinilainya dapat menimbulkan keresahan di masyarakat.

Bintoro tidak asal klaim. Pihaknya telah mengobfirmasi kebenaran berita itu di Sentral Pelayanan Kepolisian Polres Cilacap, maupun mengecek langsung kepada Kapolsek jajaran.
Hasilnya, tidak ada laporan tentang penculikan anak atau penangkapan terhadap pelaku penculikan anak.
"Berita tentang penculikan anak di wilayah Cilacap adalah berita Hoak atau palsu" tegas Kasubbag Humas.
Bintoro mengimbau kepada warga agar tidak mudah percaya dan terpengaruh dengan berita yang belum jelas sumbernya.
Menurut Bintoro, masyarakat perlu menyadari, berita hoax adalah kabar palsu yang sengaja disebar oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Tujuannya, oknum tersebut ingin membuat kehebohan sehingga menimbulkan kekhawatiran dimasyarakat.
"Jadi jangan percaya pada berita Hoax atau berita palsu yang menyesatkan. Periksa dan cek sumber beritanya. Jika di berita tersebut menyebut nomor telepon instansi, seperti kantor Polisi atau yang lain, segera hubungi untuk memastikan kebenaran berita tersebut,"katanya. (*)