Pria Asal Cepu Ini Koleksi 2.000 Tarantula Sejak 2006, Tak Pernah Digigit Sekali pun
Pada 2006, ia mulai membeli tarantula jenis red knee (Brachypelma Smithi) dari Amerika. Harga tarantula itu Rp 3,5 juta.
TRIBUNJATENG.COM, BATU - Bagi kebanyakan orang, tarantula (Theraphosidae) adalah binatang yang menyeramkan.
Tidak bagi Steve Stanley (38), warga Perumahan Diponegoro, Kota Batu, Jawa Timur.
Pria ini telah mengoleksi banyak tarantula, bahkan jumlahnya melampaui 2 ribu ekor.
Di rumahnya, ribuan laba-laba besar itu dia simpan dalam toples dan akuarium dalam sebuah ruangan tertutup.
Setiap seekor tarantula ditempatkan dalam satu wadah tersendiri.
Stanley mengaku kecintannya terhadap tarantula telah muncul sejak masih berumur empat tahun.
Saat itu ia suka sekali bermain di taman dengan binatang seperti kumbang, kepik, dan tarantula.
Akhirnya ia ingin memelihara tarantula ketimbang serangga lain karena hidup tarantula lebih panjang.
"Hidupnya bisa sampai 20 tahun. Kalau serangga tidak sampai 20 tahun. Sejak kecil sudah suka sekali memelihara serangga," ujar pria asal Cepu, Jawa Tengah, ini.
Pada 2006, ia mulai membeli tarantula jenis red knee (Brachypelma Smithi) dari Amerika.
Harga tarantula itu Rp 3,5 juta.
Lama kelamaan, koleksinya bertambah hingga 2 ribu ekor.
Jumlahnya memang fantastis karena sekali bertelur tarantula dapat menghasilkan 500 telur sekaligus.
Dari 2 ribu ekor itu, tarantula milik Stanley ada 50 jenis.
Selain red knee ada pula Brazil salmon pink (Lasiodora parahybana).
Dari ribuan ekor itu, Stanley menyebut tak ada satu pun yang dia jual.
Meski berbahaya, Stanley tak pernah digigit tarantula peliharaannya.
Dia sudah menguasai cara merawat tarantula yang aman.