Perempuan Ini Akan Tempuh Yogya-Jakarta Pakai Kursi Roda, Perkirakan Maksimal 20 Hari Sampai
Perjalanan itu dijadwalkan mulai 10 April mendatang. Shinta memperkirakan waktu tempuh maksimal 20 hari.
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Meski mengalami keterbatasan fisik, Shinta Utami (32) memiliki tekad yang luar biasa.
Dia berniat menempuh Yogyakarta-Jakarta menggunakan kursi roda.
Jarak sekitar 530 kilometer tidak membuatnya berkecil hati.
Semua itu demi membuktikan bahwa penyandang disabilitas, terutama perempuan, tak bisa dipandang sebelah mata.
"Perempuan sering sekali mendapat diskriminasi ganda. Data statistik menunjukkan kalau penyandang disabilitas perempuan lebih miskin dibanding laki-laki," ujar Shinta di Menara Anugrah Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (6/4/2017).
Perjalanan itu dijadwalkan mulai 10 April mendatang.
Shinta memperkirakan waktu tempuh maksimal 20 hari, bukan tak mungkin 10 hari selesai.
Perempuan ini sebelumnya berhasil melakukan perjalanan mengelilingi Nusantara menggunakan motor.
Berbekal pengalaman tersebut, Shinta menyebut perjalanan kali ini merupakan mimpi yang ingin dia wujudkan.
"Saya menyebutnya journey of dreams, sebagai perjalanan mimpi. Kalau bukan kita yang berusaha sendiri mewujudkan mimpi, tidak akan ada orang lain yang bisa mewujudkannya," jelasnya.
Begitulah asal muasal motivasi yang membuat dia berusaha melakukannya.
Shinta yakin motivasi itu akan meminimalkan keinginan untuk menyerah ketika ada di tengah-tengah perjalanan.
Berdasarkan pengalamannya pula dia tahu penerapannya di lapangan tak semulus keinginan.
Dalam perjalanan keliling Nusantara, Shinta menemukan orang-orang yang memandang remeh dan berpikir negatif tentangnya.
"Ada orang yang bilang ini ngemis gaya baru. Ada yang bilang, 'Ngapain, mba, capek-capek. Nyari sensasi, ya?' Ada juga yang menawarkan tumpangan. Malahan ada yang ngasih uang Rp 5 ribu atau Rp 10 ribu," ungkapnya.
Ia menambahkan semua yang dilakukan itu tak terlepas dari keinginan membuktikan pada dunia bahwa penyandang disabilitas tak berbeda dari orang lain.
"Saya berharap hal ini bisa menginspirasi banyak orang. Tidak ada lagi diskriminasi terhadap penyandang disabilitas," imbuhnya. (wartakota/alijaberlian)