Nelayan Kendal yang Sempat Tertahan di Mimika Jalani Tes Malaria, Hasilnya . . .
Pada hari ini 106 nelayan asal jawa tengah menjalani proses pengecekan kesehatan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal.
Penulis: Dhian Adi Putranto | Editor: bakti buwono budiasto
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Dhian Adi Putranto
TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Mustajib, Nelayan asal dusun Tawang, Desa Gempolsari, kecamatan Rowosari, kabupaten Kendal yang sempat tertahan di Mimika menuturkan senang telah kembali ke kota asalnya.
Sebab, selama dua tahun menjadi nelayan di Mimika, Papua, ia hanya satu kali pulang kembali ke kota asalnya.
Saat tempat kerjanya tidak kondusif, ia dan nelayan lain asal Kendal terpaksa mengamankan diri di camp Keluarga Besar Jawa Bersatu.
"Bekerja di sana itu menjanjikan dibandingkan kerja di pulau Jawa. Di sana kerjanya ringan, dapat uangnya banyak," paparnya (21/08/2017).
Baca: Pelajar SMP Ini Kirimkan Surat Terbuka untuk PM Malaysia, Isine Makjleb!
Selama di Mimika, ia ikut bekerja kepada sesama orang Jawa tengah yang telah memiliki sebuah kapal di sana.
"Bos saya tidak ikut pulang, soalnya dia punya kapal di sana," pungkasnya
Pada hari ini 106 nelayan asal jawa tengah menjalani proses pengecekan kesehatan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal.
Pengecekan tersebut dilakukan di Aula Gedung Islamic Centre.
Baca: Kuasa Hukum Kembali Minta Kasus Rizieq Dihentikan, Ini Dia Alasannya
Arifani, Sekretaris Dinas Kesehatan menuturkan pengecekan tersebut untuk mendeteksi penyakit malaria dan HIV/Aids.
" Ini untuk mengecek kondisi kesehatan para nelayan, karena para nelayan bekerja di wilayah Indonesia timur. Diwilayah itu parasit rit plasmodium (penyebab malaria) sangatlah tinggi," paparnya.
Baca: Insiden Bendera Terbalik, Pemerintah Malaysia Janji Cetak Ulang Brosur SEA Games 2017
Dari hasil pengecekan tersebut lima orang teridentifikasi positif mengalami penyakit malaria.
" Kelima orang tersebut akan kami obati langsung, sedangkan yang hasilnya negatif apabila sesampainya di rumah mengalami gejala sakit, segera laporkan ke Puskesmas, " pungkasnya. (*)