RICUH, Taksi akan Naikkan Penumpang di Lokasi Demonstasi Dikejar dan Dipukuli
Kericuhan tersebut terjadi karena kedatangan mobil yang diduga taksi online. Terduga taksi online akan menaikkan penumpang di Jalan Pahlawan. Padahal
Penulis: Dhian Adi Putranto | Editor: iswidodo
Laporan wartawan Tribun Jateng, Dhian Adi Putranto
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ratusan pengemudi Taxi yang tergabung dalam Forum Komunikasi Taxi Jawa Tengah berunjukrasa menolak keberadaan Taxi online Kamis (7/9).
Mereka menuntut Kepada Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk menertibkan keberadaan Taxi online.
Kasatlantas Polrestabes Semarang, AKBP Yuswanto Ardi menuturkan batas maksimal pendemo menyampaikan orasi sampai pukul 18.00.
"Semoga tidak sampai pukul segitu," paparnya.

Setelah dua jam bermediasi akhirnya muncul sebuah titik temu.
Asisten Ekonomi Pembangunan, Priyo Anggoro telah berkomunikasi dengan Gubernur Jawa Tengah. Para perwakilan pendemo bisa bertemu Gubernur Ganjar pada Jumat (8/9/2017) pukul 16.00 WIB.
Situasi tiba-tiba berubah menegangkan. Kondisi unjukrasa yang semula tertib berubah ricuh.
Kericuhan tersebut terjadi karena kedatangan mobil yang diduga taksi online. Terduga taksi online akan menaikkan penumpang di Jalan Pahlawan. Padahal di jalan itulah massa sopir taksi sedang berunjukrasa.
Massa unjuk rasa menjadi pecah dan berlari mengejar mobil tersebut. Mereka mengepung dan memukuli kaca mobil itu. Spion mobil pun hampir dipatahkan. Bahkan sempat ingin menurunkan sopir tersebut.
Polisi bergerak cepat. Segera mengamankan mobil yang jadi sasaran massa tersebut, agar bisa melintas di kerumuman.
Polisi menangkap tiga orang pengunjuk rasa yang diduga melakukan provokasi. Ketiga orang tersebut langsung dibawa ke dalam area Kantor Gubernur Jateng.
Kasatlantas Polretasbes Semarang, AKBP Yuswanto Ardi menuturkan ketiga orang hanya dimintai identitas saja. "Ya ini merupakan upaya untuk meredam massa, dan segera membubarkan diri," paparnya.
Setelah dimintai identitas, tiga orang itu kembali ke kerumunan massa pengunjukrasa. Tak lama kemudian mereka membubarkan diri. (*)