Anggota Pengadilan Negeri Solo Berdebat dengan Kuasa Hukum saat Menyita Rumah Jaminan Hutang
Kuasa hukum Poppi Irawati, M. Badrus Zaman, bersama sejumlah rekan berusaha menghalagi proses eksekusi itu.
Penulis: akbar hari mukti | Editor: suharno
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Akbar Hari Mukti
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Sebuah rumah di kawasan Kampung Tegalrejo, RT 01/RW 03, Sondakan, Laweyan, Solo, dieksekusi oleh Pengadilan Negeri (PN) Solo, Kamis (7/12/2017).
Rumah ini menjadi jaminan hutang Ifan Ismarwanto, mantan istri Poppi Irawati, yang merupakan pemilik rumah ini selama empat tahun yang lalu.
Berdasar pantauan, proses eksekusi rumah sempat berlangsung panas.
Kuasa hukum Poppi Irawati, M. Badrus Zaman, bersama sejumlah rekan berusaha menghalagi proses eksekusi itu.
Bahkan, sempat terjadi adu mulut antara juru sita Pengadilan Negeri (PN) Solo dengan salah satu anggota kuasa hukum Poppy.
Meski begitu, sejumlah petugas kepolisian yang disiagakan di lokasi berhasil meredam emosi kedua belah pihak.
Eksekusi tersebut dilakukan lantaran rumah yang masih dihuni oleh Poppi Irawati itu telah dilelang oleh Bank BRI.
Karena Ifan Ismarwanto selaku pemilik rumah telah menggunakan rumah seluas 113 meter persegi itu sebagai anggunan untuk pinjaman senilai lebih kurang Rp 700 juta.
"Yang bersangkutan berhutang di bank lebih kurang empat tahun yang lalu. Kemudian lebih kurang enam bulan terakhir angsuran macet, dan akhirnya rumah ini dilelang oleh bank dan dimenangkan oleh Pujiono Elli Bayu Efendi harga Rp 500 juta," terang Badrus Zaman.
Baca: Pemkot Semarang Tambah Lagi Trotoar Cantik, Wali Kota Hendrar Prihadi Langsung Unggah Foto Ini
Namun, Badrus melanjutkan pihaknya menolak dilakukan eksekusi lantaran saat ini masih ada proses hukum yang sedang berjalan.
Karena pihak ketiga yakni Poppi Irawati saat ini mengajukan perlawanan terhadap perkara tersebut.
Perlawanan itu menurutnya diajukan ke Pengadilan Negeri (PN) Solo beberapa waktu lalu. Saat ini, paparnya, proses persidangan sudah berjalan dua kali.
"Masih ada proses hukum yang sedang berjalan, maka kami menilai eksekusi ini tidak menghormati proses hukum. Selain itu, ini kan merupakan harta gono gini, jadi yang memiliki hak bukan hanya Ifan," urai dia.