Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

IAIN Surakarta Luncurkan Program Unggulan Literasi Islam Santun dan Toleran

Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara (PKPPN) IAIN Surakarta melaunching program unggulan Literasi Islam Santun dan Toleran

Penulis: m zaenal arifin | Editor: m nur huda
ist
Rektor IAIN Surakarta Dr H Mudofir dan Kepala Balitbang Kementerian Agama Prof Abdurrahman Mas’ud, menandatangani peluncuran program unggulan Lisan, di IAIN Surakarta, Selasa (17/4/2018). 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, M Zainal Arifin

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pusat Kajian dan Pengembangan Pesantren Nusantara (PKPPN) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta melaunching program unggulan Literasi Islam Santun dan Toleran (Lisan), Selasa (17/4/2018).

Launching dihadiri oleh Rektor IAIN Surakarta Dr H Mudofir, Kepala Balitbang Kementerian Agama Prof Abdurrahman Mas’ud MA PhD, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muayyad-Surakarta KH Dian Nafi, dan ratusan tamu undangan.

Rektor IAIN Surakarta, Mudofir mengatakan, Lisan adalah program kerjasama antara PKPPN IAIN Surakarta yang didukung oleh Wahid Foundation di bawah program Innovation Challenge Fund Tolak Ujaran Kebencian (ICF Toleran).

Program ini bertujuan mengkampanyekan nilai-nilai kesantunan dan toleransi yang merujuk pada kitab-kitab klasik. Kampanye ini dilakukan melalui media sosial dan media massa.

"Selain itu, kegiatan ini berikhtiyar menyambungkan sumber klasik dengan generasi mellenial saat ini yang salah satunya terepresentasi pada santri muda," katanya, dalam keterangan tertulis kepada Tribun Jateng, Rabu (18/4/2018).

Dalam acara ini, Mudofir secara resmi membuka acara lounching Lisan yang kemudian dilanjutkan dengan public lecture dengan tema Pesantren, Perguruan Tinggi Islam, dan Tantangan Generasi Millenial.

Mudofir menyampaikan apresiasinya kepada team Lisan yang sudah mengundang tokoh nasional untuk memberikan pencerahan bagi peserta public lecture.

Menurutnya, tema seminar sangat penting untuk diperhatikan karena berkenaan dengan generasi millennial yang sedang menjadi trend.

"Setidaknya ada tiga hal yang mencirikan masyarakat millennial yakni speed (kecepatan), surprise (keterkejutan) dan suddent change (perubahan yang tiba-tiba). Dengan memahami dan mengenal tantangan generasi millennial, diharapkan para mahasiswa bisa cepat dalam merespon tantangan dan peluang tersebut dengan baik," ucapnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Al-Muayyad-Surakarta, KH Dian Nafi menjelaskan, tantangan generasi millennial dalam perspektif pesantren salah satunya adalah proses pendidikan Islam di pesantren.

Di pesantren, santri ditanamkan aspek spiritual melalui kepemimpinan pengasuh yang mencerahkan, mengilhamkan, menyemangatkan, dan menguatkan.

Proses pendidikan ditempuh dengan melalui dua hal yakni dengan tarbiyyah ta’limiyyah (pengajaran ilmu pengetahuan) dan tarbiyyah sulukiyyah (pengajaran berupa karakter).

"Keduanya harus berjalan selaras agar santri menjadi pribadi berkarakter yang kokoh dan tidak mudah terbawa arus," paparnya. (Nal)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved