Dirut PLN Sofyan Basir Mengaku Sering Bertemu Idrus Marham Main Golf

TRIBUNJATENG.COM - Kasus suap pengurusan proyek PLTU Riau-1 terungkap setelah tim KPK melakukan Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap sejumlah orang di Jakarta pada Jumat, 13 Juli 2018.

Yang mengejutkan, justru Eni Maulani Saragih selaku Wakil Ketua Komisi VII DPR bidang migas ditangkap oleh tim KPK di dalam rumah dinas Mensos, Idrus Marham.

Penangkapan terhadap pimpinan komisi DPR bidang migas itu dilakukan setelah tim KPK menangkap pemegang saham Blackgold Natural Recourses Limited Johannes B Kotjo dan keponakan Eni, Tahta Mahayara, yang baru selesai serah terima uang Rp 500 juta.

Selanjutnya, KPK menetapkan Eni Maulani Saragih dan Johannes B Kotjo sebagai tersangka.

Eni diduga menerima suap senilai Rp 4,8 miliar dari Johannes B Kotjo untuk mengatur perusahaan Blackgold Natural Resources Limited masuk dalam konsorsium yang mengerjakan proyek PLTU Riau-1.

KPK menduga Eni sudah menerima uang suap proyek ini sejak 2017.

Padahal, PT PLN telah menunjuk anak usahanya, PT Pembangkitan Jawa-Bali (PT BJB) untuk mengerjakan proyek PLTU Riau 1.

KPK mengendus ada peran Eni Saragih dan Idrus Marham, serta Dirut PT PLN Sofyan Basir, sampai akhirnya Blackgold masuk konsorsium penggarap proyek bernilai 900 juta Dolar AS itu.

Baik Sofyan maupun Idrus Marham usai diperiksa KPK juga mengaku saling mengenal dan pernah bertemu dengan pemilik saham Blackgold, Johannes B Kotjo.

Sementara, Dirut PLN Sofyan Basir juga mengaku dekat dengan Idrus dan sering melakukan pertemuan informal saat bermain golf.

Eni Saragih juga mengaku ada peran Sofyan dan Kotjo sampai akhirnya PT PJB menguasai 51 persen aset, sehingga PJB bisa menunjuk langsung Blackgold sebagai mitranya.(tribun network/fel/coz)