Puisi Berbahasa Tegalan Mulai Jadi Bahan Ajar di UPS Kota Tegal
Universitas Pancasakti (UPS) Tegal mulai menggunakan puisi berbahasa Tegal untuk dijadikan bahan ajar di perkuliahan.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: Catur waskito Edy
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Mamdukh Adi Priyanto
TRIBUNJATENG.COM,TEGAL- Universitas Pancasakti (UPS) Tegal mulai menggunakan puisi berbahasa Tegal untuk dijadikan bahan ajar di perkuliahan.
Hal tersebut untuk menindak lanjuti hasil Kongres Bahasa Tegal pada 5 Desember lalu.
Satu dari sekian rekomendasi kongres yakni Bahasa Tegal dimasukan ke pelajaran di sekolah atau mata kuliah di perguruan tinggi.
"Hasil kongres merekomendasikan Bahasa Jawa dialek Tegal masuk menjadi pelajaran di sekolah atau pun perguruan tinggi," kata dosen bahasa Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UPS Tegal, Tri Mulyono, dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/12/2018).
Karena itu, dia melakukan penelitian buku antologi puisi berbahasa Tegal berjudul Ndoro Binyak karya sastrawan Tegal, Lanang Setiawan.
Penelitian dan kajian dilakukan dalam rangka menyempurnakan dan menjadi referensi buku ajar mata kuliah sastra Tegalan yang akan diberikan kepada para mahasiswanya.
Sementara, ia mengungkapkan buku Ndoro Binyak dipilih lantaran puisi di dalamnya memiliki struktur dan nilai estetika yang berbeda dengan puisi berbahasa Indonesia.
Sehingga dari buku tersebut diharapkan para mahasiswa mempelajari ciri khas atau unsur puisi berbahasa Tegal.
"Struktur dan nilai estetikanya sangat khas. Ada unsur pembeda yang dapat memperkaya keilmuan mahasiswa untuk belajar Bahasa Tegal," ungkapnya.
Aspek struktur yang dimaksud yakni meliputi bunyi, kata, dan sarana retorika yang dibangun melalui puisi bahasa Tegal Ndoro Binyak.
Sedangkan keindahan atau estetika puisi biasanya terlihat pada tiga hal, yaitu bunyi, bentuk, dan makna.
"Bunyi misalnya dengan sajak, bentuk, dan dengan pembaitan. Sementara aspek makna misalnya dengan majas atau gaya bahasa," jelasnya.
Kemudian, setelah proses penelitian untuk bahan ajar rampung, ia berencana akan membawanya untuk dijadikan materi seminar internasional.
"Harapannya, bahasa Tegal bisa go internasional. Dan ini bisa meningkatkan harga diri dan martabat bahasa Tegal," tutur dosen penyandang gelar doktor itu.
Ndoro Binyak memiliki arti Tuan Brengsek. Kumpulan puisi itu disusun Lanang saat sejumlah tragedi yang terjadi di Kota Tegal saat dipimpin wali kota yang dinilai arogan.(*)