KISAH NYATA : Penjual Bensin Tunanetra Nafkahi Tiga Anak, Dari Dirampok hingga Ditipu Pembeli
Menjalani hidup sebagai tunanetra sejak lahir tidak membuat Tarsono patah semangat. Dia sempat ganti-ganti pekerjaan demi menafkahi istri
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM -- Menjalani hidup sebagai tunanetra sejak lahir tidak membuat Tarsono patah semangat. Dia sempat ganti-ganti pekerjaan demi menafkahi istri dan tiga anaknya.
Meski sering kena tipu, dia tetap sabar dan menjalani hidup membesarkan anak-anaknya.
TANGANNYA tampak lincah menuang pertalite dari botol ke tangki sepeda motor pembeli. Hampir tiap hari Tarsono (45) yang tunanetra, jualan BBM eceran di pinggir Jalan Siliwangi, Kota Semarang.
Suka duka pernah dia jalani, demi menunaikan kewajiban menafkahi anak istrinya.
Jumat (22/2) Tribun Jateng mengunjungi Tarsono sedang jualan BBM eceran.
Dia mengaku sudah tunanetra sejak lahir, dan meyakini bahwa kondisi begitu sudah merupakan takdir dari Yang Maha Kuasa.
Sudah beberapa jenis pekerjaan ia lakoni untuk mencari nafkah. Dari tukang pijat, pedagang asongan, pedagang alat masak, hingga sebagai pedagang BBM eceran.
Tarsono katakan, selalu berpikir positif meski sering kena tipu orang. Dia sudah hampir setahun jualan pertalite atau bensin eceran.
• Puisi Munajat 212 Neno Warisman Trending Topic Pagi Ini, Begini Bunyi Lengkapnya
Lebih lanjut Tarsono berkisah, dia dilahirkan dari sebuah keluarga normal di kampung di Purbalingga.
Ia adalah anak ke-5 dari 8 bersaudara, dengan 7 di antaranya terlahir normal.
Tarsono tinggal di Banjarnegara hingga berusia 14 tahun.
Setelah itu, dirinya mengikuti sekolah berkebutuhan khusus melalui dinas sosial di Temanggung.
Setelah lulus, saat usia 22 tahun Tarsono merantau ke Jakarta. Ia bekerja sebagai tukang pijat.
Baru 2 tahun mencari sesuap nasi yakni tahun 1997, Tarsono dipertemukan dengan seorang perempuan yang kini menjadi istrinya.
Ia menikah tahun 1997 di Semarang. Sejak saat itu, dirinya bersama istri tinggal di Srikuncoro 3 Rt 3 Rw 3 Kelurahan Kalibanteng Kulon, Kota Semarang.