Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Begini Metode ISIS Cuci Otak Militan Kanak-kanak dan Remaja, Ajarkan Daftar 7 Musuh

Berikut metode ISIS 'mencuci otak' secara sistematis militan kanak-kanak dan remaja hingga akhirnya terdesak ke benteng terakhir di Baghouz, Suriah

Editor: abduh imanulhaq
VIDEO PROPAGANDA ISIS
Adegan dalam video propaganda ISIS bagi kanak-kana dan remaja 

Berikut metode ISIS 'mencuci otak' secara sistematis militan berusia kanak-kanak dan remaja hingga akhirnya mereka terdesak ke benteng terakhir di Baghouz, Suriah

TRIBUNJATENG.COM - Mutassim gugup. Remaja berusia 16 tahun ini belum pernah naik pesawat. Dia melihat ke sekeliling, ke arah para penumpang yang sedang menunggu keberangkatan di Bandara Athena, Yunani.

Tapi ia kemudian berusaha untuk yakin. Dia meniru saja perilaku para penumpang lain: menyelipkan kartu penerbangan di dalam paspornya dan antri untuk masuk ke dalam pesawat.

Begitu penerbangannya diumumkan, remaja Suriah ini melatih beberapa kalimat bahasa Spanyol yang dia pelajari. Pihak berwenang mungkin mengajukan beberapa pertanyaan karena dia menggunakan paspor Spanyol yang palsu.

Harga paspor itu lebih dari 3.000 euro atau sekitar Rp47 juta, yang dibeli dari jaringan penyelundup yang membantunya ke luar dari Suriah ke Turki dan kini ke Eropa.

Sebulan sebelumnya dia masih di Raqqa, menjadi anggota kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS, dengan penugasan di rumah sakit di kota itu untuk merawat para petempur ISIS maupun melayani pasien.

Tugas sebelumnya adalah di unit propaganda.

Masa kehidupan yang ingin dilupakannya. Serangan udara, jeritan, pemancungan menjadi masa lalu yang harus dirahasiakan untuk memulai babak hidup yang baru di Jerman.

Pihak berwenang tidak boleh sampai mengetahui kalau dia pernah dilatih dan bertugas sebagai Anak Singa Kekhalifahan (Ashbal Al Khilafah).

ISIS sedang dalam awal keambrukan: kelompok militan itu kehilangan wilayah yang sempat dikuasainya di Suriah, Irak, dan Libya. Ambisi untuk membangun kekhalifahan global berantakan.

Tapi kegagalan itu mungkin sudah diperkirakan, atau bahkan diantisipasi. Mereka punya rencana cadangan, sebuah kebijakan yang bisa menjamin kelangsungan hidup jika Raqqa, Sirte, dan Mosul lepas dari cengkraman.

Langkah pertama adalah pembinaan, disusul dengan perekrutan dan kemudian pelatihan untuk menciptakan barisan tentara pejihad anak yang mungkin akan tumbuh dewasa sebagai seorang militan.

Sebuah generasi masa depan penuh kebencian dari ISIS.

Mutassim bukanlah seorang petarung. Saya menemuinya di sebuah kampung kecil di Jerman, tempat tinggalnya. Dia merokok, kebiasaan yang baru dimulainya setelah dia meninggalkan Suriah, karena merokok dilarang ISIS.

Walau kami bertemu pagi hari, dia menawarkan bir kepada saya.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved