BPN Desak Hentikan Situng dan Audit IT KPU, Ini Pendapat Ahli IT
Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno telah mendeklarasikan menolak penghitungan suara Pemilu 2019
Penulis: rival al manaf | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Badan Pemenangan Nasional Prabowo Subianto-Sandiaga Uno telah mendeklarasikan menolak penghitungan suara Pemilu 2019 yang dijalankan oleh KPU. Mereka juga telah mengirim surat ke KPU yang isinya adalah desakan untuk melakukan penghentian Sistem Informasi Penghitungan Suara (Situng).
Dalam surat itu, mereka juga meminta agar IT KPU dilakukan audit sebagai pembuktian kecurangan yang terstruktur, sistematis dan masif.
Menanggapi hal itu, pakar IT dari Kota Semarang Dr Solichul Huda Mkom menyampaikan pendapatnya.
"Tanggal 22 sampai 23 April saya ke kantor KPU pusat. Di sana saya melihat sistem IT yang jika dilihat dari sisi keamanan, Situng KPU sudah baik," terang Huda saat dihubungi Tribun Jateng, Rabu (15/5/2019).
Ia memaparkan, keamanan situng KPU sudan dibuat dalam dua bagian.
Pertama pengaturan akses yakni mengatur user atau siapa yang boleh menggunakan aplikasi situng. Kedua mengatur pembuatan standard operating procedure (SOP) seperti misalnya bagaimana prosedur memasukkan data C1.
"Audit IT itu dilakukan dengan membandingkan pelaksanaan operational situng dengan SOP yang ada. Contoh pelaksanaan input data C1 dibandingkan dengan SOP input data C1. Jika terdapat kekurangan dalam SOP input C1, itu hanya bisa untuk bahan evaluasi situng berikutnya," beber Huda lebih lanjut.
Menurutntnya selama pelaksanaan input C1 sesuai dengan SOP input C1 ia memastikan data yang ada saat ini benar dan valid. "Kurang tepat jika ada perbedaan data antara data di situng KPU dengan data C1 yang di luar KPU terus dijustifikasi curang. Seharusnya data C1 tersebut dibawa ke panwaslu biar diverifikasi," tandasnya.
Ia mengungkap desain server dan security situng KPU sudah dibuat mulai pilpres 2004. Sejak saat itu berbagai pengembangan dilakukan. Dengan pertimbangan tersebut ia melihat kurang bijaksana jika keamanan dan aplikasi situng dijadikan dasar kecurangan pilpres kali ini.
"Sebagai anak bangsa dan ahli IT yang punya pengalaman dalam audit IT saya akan berada di depan untuk membackup tim it KPU dari serangan serangan situng KPU yang sedang berjalan. Saya siap mengawal situng KPU ini sampai nanti pelantikan presiden terpilih," pungkasnya. (*)