Kakek 89 Tahun Ini Selalu Bawa Buku UUD 1945 Setiap Pergi Jualan, Kisah Hidupnya Menyimpan Kesedihan
Tidak jauh dari perempatan Suto Suman, mata ini tersibak pada sosok renta duduk dibawah pohon berselonjor sambil memandang ke arah jalan
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Riuh ramai suara kendaraan yang hilir mudik kesana kemari. Jalan Jenderal Soedirman, Purwokerto menyuguhkan suasana perkotaan dengan pertokoan modern di samping kanan dan kiri jalan.
Tidak jauh dari perempatan Suto Suman, tampak sosok renta duduk dibawah pohon berselonjor sambil memandang ke arah jalan.
Tiba-tiba ada sepasang suami istri menghampiri. Mereka bercakap-cakap dan bertanya, "Pira kie mbah sijine," tanya sang istri. Dalam bahasa Indonesia artinya "berapa ini mbah harganya".
Rupanya pasangan tersebut sedang menanyakan harga sebuah meja kayu berukuran panjang satu meter dengan lebar setengah meter.
"Niki regane Rp 150 mawon bu, monggo mbok badhe di pirsani," jawab sang kakek sambil menoleh ke atas. Dalam bahasa Indonesia "ini harganya Rp 150 ribu saja bu, silahkan kalau ingin melihat".
Namun, pasangan suami istri itupun justru langsung meninggalkan kakek tersebut sambil bergumam, "Lah kemahalan ini mah", ucapnya.
Kakek tersebut akhirnya hanya bisa termenung dan terdiam menatap kearah jalanan sambil memegang dan mengusap-usap meja jualannya.
Cuaca begitu terik, padahal matahari belum berada tepat di atas ubun-ubun. Masih sekira pukul 10.00 WIB, kakek penjual meja kayu itu terlihat menyeka keringat dan mengibaskan-kibaskan kertas.
Dia adalah kakek Kartasun (89) pria renta yang beralamat di Desa Kemutug Kidul, RT 1 RW 3, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas yang sehari-hari berjualan meja kayu dan kandang ayam.
Jarak rumah dan tempat dia biasa berjualan sekira 10 kilometer dengan waktu tempuh 20 menit jika menggunakan kendaraan roda empat. Setiap pukul 08.00 WIB, Kartasun sudah memulai beraktifitas berjualan dengan mengangkut sendiri meja-meja tersebut.
Kursi dan kandang ayam biasanya diangkut menggunakan bantuan angkutan kota (angkot) dan diletakan di bagian atap kendaraan.
Sesampainya di depan RS Wijayakusuma Purwokerto, mbah Kartasun lalu turun dan menggendong sendiri meja kayu jualannya untuk di bawa ke tempat dia biasa berjualan, yaitu di depan Kantor Bank Mandiri Purwokerto.
Anda pasti tidak pernah mengangka bukan, jika kakek tua berumur 89 tahun ini masih kuat memanggul dan membawa sendiri meja kayu jualannya.
Dedikasi dan ketelatenan terhadap pekerjaan itulah yang membuatnya bertahan. Kartasun sudah berjualan sejak 1954. Pria yang begitu menganggumi sosok Presiden Soekarno tersebut, tampak begitu nasionalis.
Terlihat dari bungkusan putih berisi buku Undang-Undang Dasar 1945 yang selalu dibawanya kemanapun.