Guru Paksa Siswi Nonton Video Cabul di Kelas, Dilakukan Berulangkali hingga Siswi Trauma
HL malah memaksa siswinya untuk menonton video cabul dan lagu-lagu yang berisi adegan cabul di dalam kelaS
TRIBUNJATENG.COM - Seorang guru tentunya dituntut untuk bisa memberikan contoh yang baik kepada siswa-siswanya.
Namun hal itu tidak dilakukan oleh oknum guru SD di Muaraenim, Sumatera Selatan, ini.
Oknum guru bernama HL tersebut malah memberikan contoh yang tidak baik kepada para siswanya.
HL malah memaksa siswinya untuk menonton video cabul dan lagu-lagu yang berisi adegan cabul di dalam kelas.
Aksi yang dilakukan oleh HL ini dilakukan berulang kali hingga membuat salah satu korbannya trauma dan tidak mau bersekolah.
• BREAKING NEWS: Sepeda Motor Revo Terbakar di SPBU Pati, Api Nyaris Menyambar Pompa Bensin
• AKBP Gatot 19 Tahun Buru Benda Kuno Bernilai Sejarah Polri, Dari Peluit hingga Sepeda Polisi
• Reskrim Polres Purworejo Kejar Nurkasan Hingga ke Kota Bandung, Ternyata Kasusnya Banyak
• SA Nekat Berhubungan Intim dengan Pacar saat Sang Bibi Tertidur, Tertangkap Basah di Tengah Malam
Pembuatan pelaku ini diketahui setelah salah satu orangtua siswi yang jadi korban melapor dan komplain ke kepala sekolah.
Setidaknya ada sekitar 7 siswi yang menjadi korban pelecehan oleh pelaku ini.
Salah satu orangtua siswi yang jadi korban pelecehan oleh HL, RM (40) mengaku perbuatan tidak senonoh yang dilakukan oleh pelaku ini terungkap setelah anaknya tidak mau bersekolah.
Saat diminta untuk berangkat ke sekolah, putrinya tetap menolak.
Karena merasa curiga, RM kemudian menanyai anaknya alasan tidak mau berangkat ke sekolah.
Awalnya tidak mau mengaku, namun setelah didesak, putrinya mengaku kalau dipaksa untuk menonton video cabul oleh oknum guru tersebut.
"Saat itulah saya curiga, anak saya yang biasanya rajin kesekolah tiba-tiba tidak mau berangkat, akhirnya iapun saya desak untuk menceritakan apa yang terjadi sebenarnya, dan setelah dipaksa akhirnya dia ngaku bahwa mendapatkan pelecehan tersebut," katanya.
Mendengar pengakuan putrinya, RM kemudian langsung melaporkannya ke pihak ke sekolah.
Sebagai orangtua, menurut RM, dirinya tidak terima dengan perilaku oknum guru tersebut terhadap putrinya.
"Kami minta ini ditindak lanjuti, karena menurut cerita anak saya, bukan dia saja yang mengalaminya tapi juga menimpa teman-temannya yang lain," ungkapnya.