Ternyata Purwaceng di Dieng Tak Hanya Berkhasiat Tingkatkan Libido, Juga Punya Manfaat Ini
Masyarakat yang pernah berkunjung ke dataran tinggi Dieng tentu tak asing dengan Purwaceng.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: galih permadi
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Masyarakat yang pernah berkunjung ke dataran tinggi Dieng tentu tak asing dengan Purwaceng.
Olahan tanaman herbal itu bisa dijumpai di toko oleh-oleh maupun warung di sepanjang jalur wisata Dieng.
Purwaceng yang dijual biasanya sudah dalam bentuk kemasan dengan beragam varian rasa, mulai Purwaceng orijinal, Kopi Purwaceng, Susu Purwaceng dan Teh Purwaceng.
Industri minuman Purwaceng pun berkembang pesat. Produsen atau UMKM menjamur seiring dengan tingginya permintaan.
Pujiastuti adalah satu di antara produsen olahan Purwaceng dengan merek Tri Sakti di Desa Dieng Kulon, Batur Banjarnegara.
Di kedai yang menyatu dengan toko oleh-oleh Tri Sakti, komplek Candi Arjuna Dieng, pelanggan ramai berdatangan. Di hadapan mereka, segelas minuman olahan Purwaceng
Tuti berani menjamin kualitas minuman yang ia jual. Karena ia sendiri yang memproduksi minuman itu dari masih berupa bahan baku tanaman.
Di dapur produksinya, Tuti menumbuk tamaman Purwaceng kering dengan cara tradisional. Tuti seperti larut dalam irama khas dari benturan alu dan lumpang yang ia mainkan.
"Setelah ditumbuk halus dan disaring, lalu dikemas,"katanya.
Ini hanyalah bagian dari tahapan panjang pembuatan olahan Purwaceng. Tanaman itu mulanya diambil dari kebun petani yang membudidayakannya.
Tidak ada yang tertinggal dari tanaman ini saat dipanen. Seluruh bagian tanaman, mulai akar hingga daun dapat dimanfaatkan.
Hasil bumi itu lantas dijemur di bawah terik matahari hingga kering. Dari petani, tanaman itu berpindah tangan ke produsen yang mengolahnya hingga bertambah nilai jualnya.
Perkembangan industri olahan Purwaceng mengirimi kemajuan pariwisata Dieng. Dahulu, saat Dieng belum seramai sekarang, Purwaceng belum banyak dikenal.
Kala itu, tanaman tersebut belum dibudidayakan seperti sekarang. Purwaceng tumbuh subur sebagai tanaman liar di dataran tinggi Dieng.
Tetapi bagi warga lokal, tanaman itu sudah begitu familiar. Warga Dieng biasa memanfatakan tanaman itu untuk minuman penghangat.
