HARI SANTRI NASIONAL
Ratusan Santri di Salatiga Rayakan Hari Santri dengan Jalan Sehat Kebhinekaan Lintas Agama
Suasana di halaman Pondok Pesantren Al-Insaniyyah, Dusun Druju, Sidorejo Kidul, Tingkir, Salatiga, tampak berbeda dari biasanya, Minggu (26/10/2025).
Penulis: Reza Gustav Pradana | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA – Suasana di halaman Pondok Pesantren Al-Insaniyyah, Dusun Druju, Sidorejo Kidul, Tingkir, Salatiga, tampak berbeda dari biasanya, Minggu (26/10/2025).
Ratusan santri berbaur dengan masyarakat lintas agama, menyemarakkan Jalan Sehat Kebhinekaan dalam rangka memeringati Hari Santri Nasional 2025.
Dengan semangat kebersamaan, sekitar 700 peserta, terdiri dari santri, warga sekitar, dan perwakilan dari Pondok Pesantren Sunan Giri Krasak Ledok Argomulyo, melangkah bersama di bawah tema yang sarat makna, yakni “Siji Wadah Ojo Pecah” (Satu wadah jangan pecah).
Tema itu menjadi simbol persatuan dan ajakan menjaga kerukunan di tengah keberagaman.
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Insaniyyah, KH Khoirul Anwar, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Hari Santri bukan sekadar peringatan, melainkan momentum mempererat tali silaturahmi antara santri dan masyarakat dari berbagai latar belakang.
“Melalui jalan sehat ini, kita ingin menunjukkan bahwa perbedaan bukan alasan untuk terpecah. Kita boleh berbeda keyakinan, tapi kita tetap satu tanah air dan satu tujuan, yaitu kemanusiaan,” kata KH Khoirul Anwar.
Dia menegaskan, masyarakat Salatiga selama ini dikenal rukun dan damai.
Kerukunan tersebut, kata dia, perlu dijaga bahkan ditingkatkan menjadi semangat gotong royong dalam menyelesaikan berbagai persoalan sosial.
“Mari tingkatkan dengan bekerja sama mengatasi kemiskinan, keterbelakangan, dan berbagai problem kemanusiaan lainnya.
Salatiga adalah contoh nyata bahwa kerukunan bisa hidup hingga akar rumput,” imbuh dia.
Toleransi yang Hidup di Tengah Masyarakat
Semangat toleransi juga disoroti oleh Lurah Sidorejo Kidul, Widhi Cahyo Prasetyo, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut.
Dia menegaskan bahwa predikat Salatiga sebagai kota paling toleran di Indonesia bukan hanya sekadar gelar, tetapi benar-benar dirasakan oleh masyarakatnya.
“Kita semua bisa merasakan sendiri, hidup di Salatiga itu tenteram dan damai.
Warga dari berbagai agama bisa saling menghormati, maka gelar kota toleran nomor satu bagi Salatiga memang pantas disandang,” ujar dia.
Selain diikuti oleh masyarakat dan santri, kegiatan Jalan Sehat Kebhinekaan juga dihadiri sejumlah tokoh daerah, di antaranya anggota DPRD Kota Salatiga Pudjo Suseno dan Alexander Joko Sulistiyo Budi Yuwono, Kepala Cabang BSI Salatiga Dewi Novitasari, serta perangkat kelurahan setempat. (*)
| Dwi Pilih Hadiah Umrah Dibanding Motor Saat Puncak Hari Santri PWNU Jateng di Kabupaten Semarang |
|
|---|
| Ribuan Santri Padati Lapangan Limpung, Wabup Batang Ajak Teladani Semangat Ulama |
|
|---|
| HSN 2025: Dikdasmen YBW-SA Bangun Semangat Jihad Intelektual di Kalangan Santri |
|
|---|
| Potret Bendera Merah Putih Sepanjang 1 Kilometer di Peringatan HSN 2025 Wonosobo |
|
|---|
| 20 Link Twibbon Hari Santri Nasional 22 Oktober 2025 Besok |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.