Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ulat Bulu Aneh Serang Jambu Monyet

Ribuan ulat bulu berwarna hitam , menyerang sekitar 1.000 pohon jambu

Laporan Reporter Tribun Jogja, Agung Ismiyanto

TRIBUNJATENG .COM, GUNUNGKIDUL
  - Ribuan ulat bulu berwarna hitam kecoklatan, dan berukuran lebih besar dari ulat bulu umumnya, menyerang sekitar 1.000 pohon jambu monyet atau jambu mete, di Dusun Semuluh, Ngeposari, Semanu, Kabupaten Gunungkidul, DIY. Sasaran ulat-ulat bulu tersebut adalah pohon-pohon di tanah kas desa seluas 3000 meter persegi.

Pengamatan Tribun Jogja, Minggu (22/5/2011), ribuan ulat tersebut berukuran besar, berbulu lebih lebat dan memakan dedaunan di pohon-pohon jambu monyet. Sebagian pohon jambu tersebut pun menjadi gundul tanpa  daun.

Pangat (45),  yang rumahnya berjarak hanya beberapa meter dari kebun jambu monyet tersebut kepada Tribun Jogja mengatakan hampir satu pekan ini ribuan ulat bulu menyerang tanaman jambu monyet dan  singkong di kebun. "Bentuknya lebih besar dan lebih aneh dari ulat bulu biasa," katanya , sambil menunjukkan ulat-ulat bulu yang merayap di pohon.

Hingga kini, ulat-ulat bulu tersebut masih dibiarkan karena warga takut untuk membasminya. "Ya, kami takut saja kalau mau membunuh ataupun membakarnya," imbuh Pangat.

Seorang warga lain, Seno, tinggal sekitar 50 meter dari lokasi, menyatakan ulat-ulat tersebut   banyak bergerak jika pagi hari. "Sedangkan kalau cuaca panas, ulat-ulat tersebut tidak banyak bergerak," tambahnya.

Senoo juga bercerita, setiap menjelang malam hari ada suara kemrosak.  "Suaranya, kres! kres!kres! Sepertinya bergerak memakan dedaunan pohon jambu mete, dan saya yakin jumlahnya sangat banyak," ungkapnya.

Warga lain, Warjito, mengaku tak takut kepada ulat-ulat tersebut. Ia memegang dan mengelus bulu-bulu ulat tersebut, yang lebat. "Bentuknya menyerupai ekor kambing," katanya, sambil memegang ulat tersebut.

Sampai kemarin Tribun belum memperoleh konfirmasi dari dinas terkait. Menurut warga, beberapa hari lalu ada petugas Dinas Pertanian yang datang untuk akan mengadakan penyemprotan. "Kalau warga cuma membiarkan saja, karena takut," kata Warjito.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved