Tribun on Focus
BRT Bakal Gunakan Mesin Tiket Elektrik di Setiap Bus
Anggarkan pengadaaanya menapai Rp 1 miliar. Saya harap semua itu akan dilaksanakan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pada 2013 ini, selain menyiapkan beroperasinya koridor IV, Pemkot juga sedang menyiapkan mesin tiket elektrik di setiap bus pada semua koridor yang beroperasi.
"Tahun 2013 ini, sebagai kontrol di lapangan kami gunakan tiketing elektrik di dalam bus. Sehingga tidak pakai manual lagi. Alat tersebut akan ada di dalam setiap armada," lanjutnya.
Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Semarang, Agung Budi Margono mengingatkan Pemkot, agar mengefektifkan penggunaan mesin tiket elektrik, karena dana yang digelontorkan tidak sedikit.
"Anggarkan pengadaaanya menapai Rp 1 miliar. Saya harap semua itu akan dilaksanakan karena Pemkot Semarang sudah punya tiketing elektrik di shelter," kata Agung.
Selain itu, lanjut Agung, penambahan koridor ini dibarengi dengan peningkatan pelayanan penumpang. Apalagi, rute koridor IV melalui jalur penting antara lain Bandara yang menjadi pintu masuk Kota Semarang. Pengadaan rute di sekitar Banjirkanal Barat diharapkan akan semakin menggairahkan wisata di Semarang.
Selain konsentrasi untuk armada dan sarana lain koridor IV, Agung juga meminta agar dilakukan pembenahan sarana untuk koridor I dan II.
“Kami lihat di Koridor I ada bus yang harus diperbaiki, fasilitas harus bagus, shelter harus ada dan mengakomodir penumpang untuk naik dan turun. Dan, kami minta ada penambahan armada, sedangkan untuk armada lama sertifikasi ISO harus dilakukan," ujar politisi PKS tersebut.
Agoes Harmunanto menyebut, tes ISO kendaraan BRT akan dilakukan 2014. "Ada persyaratan-persyaratan yang yang harus dipenuhi," bebernya.
Ketua Lembaga Perlindungan dan Pelayanan Konsumen (LP2K) Kota Semarang, Ngargono, juga mengingatkan agar penambahan koridor ini seiring dengan peningakatan pelayanan terhadap warga.
"Dengan adanya penambahan koridor diharapkan akses bus yang diinginkan masyarakat terpenuhi. Namun juga harus melakukan perbaikan di koridor I dan Koridor II," kata Ngargono saat dihubungi kemarin.
Selama ini, berdasarakan pantauan LP2K dan laporan masyarakat, kondisi fasilitas BRT di koridor I paling memprihatinkan."Banyak keluhan soal shelter yang rusak, kondisi bus yang jelek. Harus ada perbaikan sebelum meluncurkan koridor baru," imbuhnya.
Menurutnya, kalau koridor pertama saja tidak terawat jangan buru-buru meluncurkan koridor baru. Bisa jadi koridor I, II dan koridor yang baru makin tidak terawat, karena pekerjaan Pemkot makin banyak.
"Jangan cuma meninggikan menara gading, melakukan hal-hal yang wah. Pemkot harus bisa menyediakan pelayanan dasar yang memadahi bagi masyarakat," tandasnya. (alv/raf)