Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Penembakan di Semarang

Sekelompok Orang Memaksa Soleh Mencabut Laporannya ke Polisi

kami belum tahu siapa orang-orang tersebut

Penulis: adi prianggoro | Editor: agung yulianto
Tribun Jateng/M Radlis
Jenazah Soleh, korban penembakan di Gang Garuda, Kampung Kebonharjo, Semarang Tengah, Kota Semarang, Kamis (10/10/2013) pukul 02.30 dibawa ke RSUP dr Kariadi. 

LAPORAN WARTAWAN TRIBUN JATENG, A PRIANGGORO

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Beberapa jam sebelum tewas ditembak, Soleh (33), diduga didatangi sekelompok orang yang memintanya untuk mencabut laporan kepolisian. Hal ini menguatkan dugaan bila penembakan terhadap Soleh berlatarbelakang rebutan lahan keamanan proyek pembangunan rel ganda.

Kanit Reskrim Polsek Semarang Utara, AKP Agus Budi Yuwono, membenarkan bila Soleh ada melaporkan sejumlah kasus ke Mapolsek.

"Ada kasus pencurian rel dan ada juga kasus penganiayaan, pelapornya bukan Soleh langsung namun dia yang mengantarkan. Kami memang mendengar ada kabar Soleh didatangi sekelompok orang untuk mencabut laporannya, tetapi kami belum tahu siapa orang-orang tersebut," kata Agus kepada Tribun Jateng, Jumat (11/10/2013).

Keganjilan kasus penembakan ini juga terlihat pada raibnya handphone Soleh. Padahal, saat penembakan terjadi Soleh sedang menelepon pengacaranya untuk konsultasi sebuah perkara hukum. "Kami sudah mencari handphonenya, namun belum juga ketemu," tambah Agus.

Agus menerangkan, saat ini dia memeriksa sedikitnya 3 saksi yang merupakan teman Soleh. Mereka yakni Legiman, Budi, dan Wahyu. Ketiganya merupakan pekerja bagian pengamanan proyek rel ganda di bawah koordinator Soleh. Saat penembakan terjadi, Soleh berada di sebelah Wahyu.

"Sedangkan Budi dan Legiman baru ke luar dari rumah Soleh, keduanya mendengar suara tembakan namun tidak melihat. Waktu keduanya ke luar rumah dan pelaku masuk rumah hampir bersamaan," ujar Agus.

Kapolda Jateng Irjen Pol Dwi Priyatno mengatakan, saat ini sedang dilakukan pelacakan yang mengarah kepemilikan senjata api yang dipakai pelaku. Senjata itu berkaliber 38 milimeter. "Pelacakan kepemilikan senjata api yang mengarah ke identitas pelaku pasti akan kami lakukan," ungkapnya

Anggota Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Hamidah Abdurrachman, meminta pihak kepolisian untuk lebih intensif melakukan identifikasi senjata api. "Kasus ini harus diungkap karena pelakunya secara bebas memakai senjata api," kata Hamidah.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved