Community
CAC Semarang Sekolahkan Sembilan Anak dari 10 Toples Koin
siapa saja yang ingin menyumbang bisa memasukkan koin ke dalamnya
MEJA panjang di halaman Roemah Coklat Pleburan, Minggu (24/9/2013) sore dipenuhi koin uang receh. Beberapa orang terlihat sibuk menghitung dan mengelompokkan kepingan uang tersebut dan memasukkan ke plastik transparan.
"Salam krincing," ucap seorang di antaranya, menyambut Tribun Jateng.
Itu merupakan salam khas komunitas Coin a Chance (CAC) Semarang. CAC merupakan komunitas yang peduli pada pendidikan. Seperti namanya, koin untuk kesempatan, komunitas ini memberi beasiswa kepada siswa yang kurang mampu agar dapat merampungkan pendidikan melalui uang receh yang dikumpulkan.
Tentu saja, penerima tidak menerima program sama dari pihak lain. Sebenarnya, komunitas ini tidak hanya di Semarang. Beberapa anak muda di kota-kota besar, seperti Jakarta dan Yogyakarta, juga membentuk komunitas serupa.
"Di Semarang, CAC dimotori Zarir, mahasiswa Universitas Dian Nuswantoro," kata anggota CAC Semarang, Ayu Dwi Nurani (24).
Sudah dua tahun ini CAC Semarang menjalankan tugas mulianya. Koin yang dikumpulkan untuk membantu siswa berpotensi dan memiliki semangat menyelesaikan pendidikan hingga jenjang SMA tidak hanya dari anggota. Mereka juga mengumpulkan koin di beberapa tempat yang menjadi mitra CAC, atau yang disebut dropzone.
"Ada lebih dari 10 dropzone yang menjadi mitra kami. Di tempat-tempat itu kami meletakkan toples, jadi siapa saja yang ingin menyumbang bisa memasukkan koin ke dalamnya," terang Karina Amelia (21), anggota lain CAC Semarang.
Roemah Coklat merupakan satu di antara sekian banyak dropzone. Selain itu, ada juga sekolah, kampus, kafe, rumah kos, juga basecamp komunitas lain. Sebulan sekali, toples di dropzone di kumpulkan dan dihitung perolehan koinnya.
Kegiatan yang dinamakan coin collecting day (CCD) itu dilakukan di satu lokasi dropzone yang disepakati. CAC memang tidak memiliki basecamp. CCD pun ditentukan berdasarkan kesepakatan anggota.
"Tapi, saat diberikan sebagai beasiswa, bentuknya tidak lagi koin. Biasanya kami tukar dulu ke bank atau warung," imbuhnya.
Beasiswa ini diberikan setiap semester ke adik asuh (sebutan bagi penerima beasiswa CAC Semarang) langsung ke pihak sekolah. Saat penyerahan, CAC juga didampingi orangtua siswa. "Sampai saat ini ada sembilan adik asuh yang mendapat beasiswa dari CAC Semarang. Satu adik yang masih duduk di bangku SD, empat SMP, dan empat sudah SMA," kata Ayu.
Selain mengumpulkan koin, CAC Semarang juga menggelar picnic coin. Yakni, kegiatan out bond yang dilaksanakan bersama adik asuh. Kegiatan ini diadakan setiap liburan semester. "Picnic coin sebagai refreshing yang juga mengakrabkan adik asuh," terang Ayu. Tanggal 16 Juni lalu, picnic coin dilaksanakan di hutan wisata Tinjomoyo.
Sampai saat ini, ada 20 volunteer yang aktif mendukung kegiatan CAC Semarang. Komuntias ini masih membuka kesempatan kepada siapa saja yang ingin bergabung dan punya kepedulian pada anak-anak kurang mampu agar dapat mengenyam pendidikan formal. "Cara bergabung sangat mudah. Datang saja ketika CCD dan follow akun @CACSemarang," jelas Ayu. (luk)