Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Outlook 2014

Berikut Wawancara dengan Ganjar Tentang Konsep Infrastruktur Jateng

Apa gagasan Ganjar tentang infrastruktur Jateng pada tahun 2014

Editor: agung yulianto
Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo 

GUBERNUR Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, memiliki konsep untuk memperbaiki infrastruktur di Jawa Tengah mulai tahun 2014. Alasannya memperbaiki infrastruktur itu bermula dari banyaknya keluhan masyarakat mengenai buruknya jalan di Jateng.

Bahkan keluhan mengenai rusaknya jalan itu, sudah muncul sehari setelah pelantikannya menjadi Gubernur Jateng, pada 23 Agustus 2013 lalu. Infrastruktur yang utama adalah peningkatan kualitas jalan, dan pembangunan akses jalan yang merata sehingga tidak hanya terfokuskan jalan pantura.

Apa gagasan Ganjar tentang infrastruktur Jateng pada tahun 2014, yang menurut dia baru merupakan "awal" Tahun Infrastruktur? Berikut petikan wawancara bersama Ganjar Pranowo, di rumah dinas Gubernur Jateng, Puri Gedeh.

Apa fokus perhatian Ganjar-Heru khususnya di bidang infrastruktur?
Sehari setelah saya dilantik, banyak komentar melalui sosial media mengeluhkan karena infrastrukturnya rusak. Termasuk pengusaha yang juga meinginginkan perbaikan infrastruktur jalan dan jembatan untuk efisiensi biaya transportasi.

Orang dari arah Jawa Timur, Jawa Barat, dan Yogyakarta kalau masuk ke Jateng itu pasti berasa. Soalnya jalannya rusak, jadi yang tidur bisa bangun karena jalannya rusak. Pada saat itulah saya berpikiran untuk menambah anggaran infrastruktur tersebut.

Perbaikan infrastruktur kawasan mana yang akan menjadi prioritas?
Ya semuanya, Blora-Cepu, Brebes, Rembang, jalur selatan ke selatan itu juga frekuensinya paling banyak namun jarang tersentuh. Perbaikan infrastruktur yang salah selama ini karena konsentrasinya di jalur pantura. Jadi frekuensi kepadatan jalan juga berpusatnya di sana. Saya inginnya merata, perbaikan jalan di selatan Jawa Tengah, akan membuat frekuensi kepadatannya ikut merata.

Saya berpikiran bagaimana menyelesaikannya, melalui anggaran dari APBD 2014 sekitar Rp 2,2 triliun.

Keterbatasan anggaran yang ada saat ini, lalu bagaimana nasib anggaran infrastruktur pada 2015?
Tentunya anggaran yang ada pada 2014 itu tidak bisa menyelesaikan semua permasalahan infrastruktur. Masih kurang jauh anggarannya, makanya mana yang harus di-speed-up terlebih dahulu diprioritaskan.

Tahun depannya (2015) anggarannya akan kami tingkatkan lagi. Karena perbaikan infrastruktur ini memerlukan konsistensi. Barulah nanti, kalau dirasa infrastruktur sudah cukup lebih baik anggarannya akan disesuaikan lagi.

Butuh berapa lama kira-kira infrastruktur ini bakal menjadi tema utama atau perhatian khusus?
Ya saya memperkirakan, memerlukan waktu sekitar tiga tahun baru akan kelihatan hasilnya. Apalagi bicara infrastruktur itu ada urusan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi serta Pemerintah Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, tidak bisa berjalan sendiri-sendiri.

Bantuan anggaran untuk kabupaten/kota, juga perlu kita dorong untuk infrastruktur. Apalagi setelah ditetapkan Perda bantuan ke desa, bantuan ke sana semakin besar. Banyak desa-desa di Jawa Tengah ini memerlukan bantuan anggaran untuk memperbaiki infrastrukturnya. Saya juga akan mencari tambahan anggaran infrastruktur dari pusat melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).

Berarti perbaikan infrastruktur ini termasuk ke tingkat desa?
Ya tentu saja, bahkan saya juga ingin membangun desa mandiri. Misalnya, kejadian banjir lalu di Kebumen. Saya telepon kepala desanya, dan saya bilang ini saya ada pasir, bisa nggak pasir itu untuk menambal sementara. Saya mencoba untuk menggerakkan, bagaimana orang bisa bergotong royong.

Perbaikan infrastruktur jalan ini akan berdampak terhada banyak hal. Tidak hanya masyarakat di perkotaan. Akses antara kota dan desa juga bisa terbangun. Secara sosial dan ekonomi pasti akan dirasakan efeknya. Perbaikan infrastruktur jalan ini berguna bukan hanya untuk angkutan penumpang, melainkan angkutan barang.

Lalu bagaimana dampaknya bila infrastruktur di Jateng semakin baik?
Infrastruktur yang baik tentunya akan berdampak terhadap sektor lainnya. Saya mengharapkan infrastruktur jalan yang baik bisa paralel dengan sektor industri. Infrastruktur di bidang energi juga perlu dilakukan untuk mendukungnya. Misalnya infrastruktur energi atau pemasangan pemipaan gas.

Lalu perbaikan infrastruktur di daerah selatan, akan membuat investor mengarah ke sana juga. Efek lainnya perusahaan yang ada akan membuat ekonomi masyarakat sekitarnya ikut meningkat, karena ada yang buka warung di sekitar perusahaan.
Sehingga pembangunan di Jateng tidak hanya pada kawasan pantura. Persoalan ini menjadi penting karena pengembangan di pantura saja hanya akan membuat kepadatannya bertambah.

Lalu apa rancangan Mas Ganjar dalam jangka pendek terkait dengan pengembangan Bandara Internasional Ahmad Yani?
Pak Menhan, sudah saya SMS terus. Namun sampai sekarang Menkeu masih menghitung mengenai kekayaan negara itu. Saya inginnya tahun ini Bandara Ahmad Yani Semarang harus ground breaking.

Justru yang saat ini saya ingin kembangkan lagi adalah Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.

Kenapa tertarik mengembangkan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang?
Karena Pelabuhan Tanjung Emas Semarang ini terletak di tengah Pulau Jawa. Sekarang kondisinya masih kurang bagus. Bahkan saya berharap pelabuhan Semarang menjadi yang terbesar di Pulau Jawa.

Untuk menjadi pelabuhannya bagus menjadi tanggung jawab bersama, karena semakin banyak kapal cruise yang banyak akan membuat pendapatan dari sektor pariwisata ikut meningkat.

Secara khusus, apa pesan Mas Ganjar terhadap pembangunan Kota Semarang, yang merupakan pintu gerbang Jawa Tengah?
Semarang, sebagai kota metropolitan Jawa Tengah, harus memproyeksikan masa depannya paling tidak 30 tahun ke depan. Harus memikirkan relasi antara kabupaten/kota.

Masterplan pengembangan Jawa Tengah harus dikoordinasikan 35 kabupaten/kota. Oleh karena itu, saya tidak pernah sungkan sowan ke bupati/wali kota. Kerja teknokrasinya memang ada di sana, di kabupaten/kota, agar Provinsi Jateng punya satu kesamaan cita-cita.

Setiap kabupaten budayanya sudah beda. Kondisi geografisnya sudah beda. Beberapa daerah juga sudah dipetakan, dan tugas Pemprov hanya mengantarkan investor yang mau berinvestasi.

Taruh misal, Kedungsepur (Kendal-Ungaran-Semarang-Purwodadi), dan Barlingmascakeb (Banjarnegara-Purbalingga-Banyumas-Cilacap-Kebumen).

Sekarang ke wilayah selatan, apa rancangan Mas Ganjar untuk mengembangkannya?
Sekarang sudah ada investor yang tertarik dan menanyakan investasi di Jateng selatan. Daerah Wonogiri misalnya, tapi sepertinya minat investor itu akan mengikuti ketika infrastrukturnya sudah baik. Bahkan, sebenarnya yang lebih bagus itu bukan satu atau dua investor saja, melainkan kawasan industri.

Di Jakarta, kawasan industri Jababeka itu mampu memberikan kontribusi yang bagus untuk perekonomian, Secara kapasitas, sebenarnya Jawa Tengah juga bisa membuat kawasan industri besar seperti yang ada di sana.

Bagaimana dengan rencana Bandara Wirasaba untuk penerbangan komersial?
Bandara Wirasaba sudah disetujui lima bupati. Kalau sudah demikian, masak Menteri Perhubungan, Pak Mangindaan, tidak setuju. Saya sudah sampaikan kepada dia karena saya mendukung untuk pengembangan bandara itu untuk membuka akses Jateng di wilayah selatan.

Selain perbaikan infrastruktur jalan di wilayah selatan dan mengaktifkan Nandara Wirasaba. Jateng selatan ini bisa dihidupkan kembali.

Setelah itu, kawasan selatan ini yang akan kita jual kepada investor. Manajemen logistiknya harus bermain. Kawasan industri itu harus menggunakan transportasinya yakni kereta.
Kemudian di wilayah selatan, yakni Cilacap, sudah ada investor yang ingin memanfaatkan pelabuhan samudera.

Sudahkah ada planning terkait membuat kawasan Industri di Jawa Tengah?
Ya sudah, sebenarnya wacana yang saya lontarkan soal giant sea wall juga berkaitan dengan kawasan industri di atas reklamasi. Daripada reklamasi hanya untuk mengatasi rob di pinggir pantai. Lebih baik di atasnya sekaligus dimanfaatkan untuk yang lainnya. Bisa untuk kawasan industri, atau bandara yang baru.

Kalau bicara bandara, ya bandara yang sekarang dulu saja dimanfaatkan. Justru lebih bagus kalau di atasnya dibangun kawasan industri.

Industri-industri yang ada di Kota Semarang, bisa dipindahkan ke sana. Jadi Semarang tidak terlalu crowded karena banyaknya industri. Daripada membuat polder di tepi pantai, padahal sampai sekarang mesin pompanya juga belum diserahkan.

Apakah itu potensial untuk meningkatkan jumlah investor?
Tentu saja, asalkan investor yang masuk itu jangan diperas. Kita layani baik, cepat, nanti akan diperas sendirinya.

Terkait peningkatan kualitas Bandara Dewandaru?
Sekarang masih kami kerjakan untuk memperpanjang landasannya. Gayung bersambut, penerbangan Garuda sudah tertarik untuk menjual tempat wisata itu. Rencananya akan dibuat jalur penerbangan Karimunjawa langsung ke mancanegara.
Sebab tempat wisata ini sesuai dengan taste masyarakat mancanegara. Nah, klik to, dengan pengembangan bandara. Karena akses masuk yang hanya melalui jalur laut itu menyulitkan wisatawan. Kapal penumpang tidak setiap hari ada.

Apa yang akan dilakukan terhadap Karimunjawa ketika akses melalui bandara sudah dibuka?
Tempat wisata ini harus djual kepada masyarakat. Namun, pasar wisata itu harus setingkat internasional. Oleh karena itu, marketnya harus diketahui terlebih dulu. Kalau perlu itu dipromosikan ke negara lain.

Market researchnya bisa ke Rusia, Jepang, dan lainnya. Lalu feasible tidak bagi mereka, kalau suka kesana naiknya apa. Baru setelah itu bisa dijual sesuai dengan masyarakat atau pasarnya.

Berkait dengan pembangunan Trans-Jawa, apa yang menjadi fokus Pemprov Jateng pada 2014?
Mestinya dibuka kerja sama antargubernur karena Trans-Jawa ini berarti melibatkan antarprovinsi. Trans-Jawa yang paling cepat bisa dilakukan yakni kereta api yang saat ini sedang dalam pengerjaan double track.

Trans-Jawa ini membuat perdagangan antarkabupaten/kota itu lebih mudah. Sebenarnya, yang paling diuntungkan oleh proyek Trans-Jawa itu ya Jawa Tengah karena berada di tengah-tengah. Orang Jabar mau ke Jatim, atau sebaliknya harus mampir melewati Jateng lebih dulu.

Apakah Mas Ganjar yakin kenaikan anggaran infrastruktur ini akan memberikan kepuasan kepada masyarakat pada akhir tahun 2014?
Saya tidak yakin semua masyarakat akan merasakan dampak dan puas terhadap itu. Tapi saya optimistis, tingkat kepuasan dari perbaikan infrastruktur jalan itu mencapai 70 persen. (raf/gap)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved