Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Gunung Kelud Meletus

Masyarakat Gunakan Air Bersihkan Abu, PDAM Kewalahan Pasok Air

kemampuan suplai air yang kami miliki sebesar 35 meter kubik per bulan

Penulis: galih priatmojo | Editor: agung yulianto
TRIBUN JATENG/GALIH PERMADI
DISELIMUTI ABU- Jalan Slamet Riyadi di Solo diselimuti abu vulkanik dari erupsi Gunung Kelud, Jumat (14/2). Hingga Minggu 16 Februari, Solo belum diguyur hujan lebat sehingga jalanan masih terdapat abu vulkanik. 

TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Suplai air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Solo ke rumah ribuan pelanggan di Kota Solo dan sekitarnya tersendat. Hal tersebut terpengaruh oleh adanya lonjakan konsumsi air pascahujan abu vulkanik Gunung Kelud, yang melanda kawasan Solo dan sekitarnya.

"Sejak Jumat kemarin, hampir seluruh pelanggan menggunakan air secara bersamaan. Hal tersebut membuat kapasitas suplai air tidak lagi mencukupi karena tekanannya turun," ungkap Direktur Utama (Dirut) PDAM, Singgih Tri Wibowo, Minggu (16/2/2014).

Data PDAM menunjukkan, rata-rata pemakaian bulanan 60.000-an pelanggan di Solo. Rata-rata para pelanggan menggunakan 20 meter kubik perbulan atau setara 600 liter perhari. Satu meter kubik sama dengan 1.000 liter air. Namun sejak abu letusan Gunung Kelud mengguyur Kota Solo, pemakaian air bersih meningkat drastis.

"Padahal kemampuan suplai air yang kami miliki sebesar 35 meter kubik per bulan atau 1.200 liter per pelanggan per hari," ujarnya.

Akibat pemakaian yang berlebih tersebut membuat kelangkaan air melanda sebagian wilayah Kota Solo, terutama di daerah yang jauh dari jaringan pipa utama PDAM.

Singgih menyebut, sejak Jumat siang PDAM telah menerima tak kurang 1.000 komplain terkait tersendatnya pasokan air bersih tersebut. Mereka mengadu ke PDAM lantaran pasokan air yang biasanya lancar, tiba-tiba mengecil dan berhenti.

"Seperti di daerah Semanggi, Joyontakan, Sangkrah, Kadipiro, Manahan serta Mojosongo. Kami memang tidak bisa menggilir pasokan air per wilayah, karena akan berpengaruh kepada tekanan suplai di kemudian hari," ungkapnya.

Di rumah rumah dan lingkungan mereka juga mendapat guyuran hujan abu pada Jumat. Sehingga sangat butuh air PDAM. Padahal di Solo belum terjadi hujan lebat sejak Kelud meletus, kecuali hari Minggu siang meski tidak berlangsung lama.

Singgih menegaskan, PDAM tidak bisa menambah pasokan air bersih karena membutuhkan pembuatan instalasi baru. Melihat kondisi tersebut pihaknya berharap para pelanggan maklum. "Jika masyarakat membutuhkan dropping air, ajukan saja permohonan kepada kami," ujarnya. (gon)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved