Divisi Utama 2014
Penyelesaian Buruk, Sugeng Gembleng Finishing Touch Persip
Buruknya penyelesaian akhir Persip Pekalongan, diakui Pelatih Sugeng Widodo.
Penulis: hermawan Endra | Editor: rustam aji
Laporan Reporter Tribun Jateng, Hermawan Endra Wijonarko
TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Buruknya penyelesaian akhir Persip Pekalongan, diakui Pelatih Sugeng Widodo. Menurutnya, ada banyak peluang yang dimiliki anak asuhnya saat menjamu Persis Solo namun tak mampu dikonversi menjadi gol.
Sehingga dia akan menggenjot anak asuhnya dengan penyelesaian akhir sebelum menghadapi laga Persiku Kudus, Selasa (12/8/2014) sore. Selain penyelesaian akhir strategi bertahan juga akan diselipkannya pada sesi latihan nanti.
"Berkaca dari laga melawan Persis, kami akan melakukan pembenahan finshing dan memantapkan strategi bertahan," kata Sugeng, Sabtu (9/8/2014).
Strategi bertahan menurut Sugeng perlu diasah mengingat selama dua pertandingan nanti mereka akan bermain di kandang lawan, yang tentunya penuh dengan tekanan. Selain itu dari pertandingan melawan Persis kemarin lini belakang yang di tunggangi pemain senior Sugiat sering kerepotan menghalau serangan counter attack.
Pada laga melawan Persis kemarin, Persip sebenarnya mendapat peluang emas mengubah papan skor melalui titik pinalti pada menit ke-55. Hadiah titik putih diberikan wasit berawal dari pelanggaran handball pemain Persis, Riansyah di area pinalti.
Padahal, pada sesi latihan sebelum menjamu Persis Solo, para pemain lini depan Persip telah diberikan materi latihan tendangan pinalti oleh jajaran pelatih.
"Pinalti hanyalah soal keberuntungan. Pemain bintang dengan kemampuan selangit pun terkadang gagal mengeksekusi tendangan pinalti. Sehingga saya tidak menyalahkan pemain, mungkin kami belum beruntung," katanya.
Sementara itu, sang algojo tendangan pinalti kala itu, Gipsi Alaita mengaku kecewa karena gagal mengeksekusi pinalti dengan baik. Meski begitu menurutnya penyesalan berkepanjangan bukanlah solusi.
"Kecewa jelas, tapi mau bagaimana lagi tidak mungkin pinalti diulang. Untuk saat ini dari pada menyesali mending terus mengasah kemampuan sehingga jka nanti dipercaya kembali menendang pinalti, dapat saya lakukan dengan baik," katanya.
Gipsi menceritakan, pada saat mendapat hadiah pinalti dirinya sedang mengalami cidera angkle kaki kiri. Namun dirinya harus melakukan tentangan pinalti itu karena merupakan intruksi yang diberikan sang pelatih. "Saya ditugaskan pinalti oleh pelatih, jadi saya harus laksanakan itu. Kalau kondisi saya fit 100 persen pasti tendangan itu masuk," katanya.
Gipsi menambahkan, awalnya dia mau menendang ke arah kanan kiper. Namun, karena wasit meniup peluit karena ada pemain yang masuk ke area kotak pinalti keputusan itu pun ia rubah menjadi ke arah kirii.
"Awalnya mau nendang kanan, pas mau nembak wasit niup peluit. Itu menggangu konsentrasi sehingga kemudian saya rubah ke arah kiri. Selain itu ada pemain Persis, Wahyu yang merupakan teman saya waktu di Persijap, dia paham betul biasanya saya menembak ke arah kiri. Mungkin dia memberi tahu kepada penjaga gawangnya" kata Gipsi.
Gagal melaksanakan tendangan pinalti itu barulah pertama kali dilakukannya. Meski gagal mengeksekusi tendangan pinalti, Gipsi mengaku tidak akan menolak jika kembali dipercaya untuk mengambil tendangan itu.(*)