Nama Arwah Akan Disebut Satu Persatu Saat Sembahyang
Sejumlah spanduk dan umbul-umbul berwarna biru menghiasi gang-gang di Kawasan Pecinan Semarang, Selasa (12/8/2014).
Penulis: abdul arif | Editor: rustam aji
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Abdul Arif
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG- Sejumlah spanduk dan umbul-umbul berwarna biru menghiasi gang-gang di Kawasan Pecinan Semarang, Selasa (12/8/2014). Atribut tersebut dipasang oleh Yayasan Tjie Lam Tjai sebagai penunjuk bakal dilaksanakannya perayaan Ulambana.
Ya, pelaksanaan sembahyang Ulambana dan Pattumodana akan digelar oleh Yayasan Tji Lam Tjai beberapa hari lagi. Sesuai rencana, upacara sembahyang akan digelar di Gang Lombok nomor 60 Kawasan Pecinan Semarang pada 22-23 Agustus mendatang.
Humas Yayasan Tjie Lam Tjai, Eko Wardojo mengungkapkan, upacara Ulambana dan Pattumodana memang rutin digelar setahun sekali. Dia mengatakan, upacara dilakukan pada bulan ketujuh penanggalan lunar atau Imlek. "Orang-orang biasa menyebutnya sebagai 'bulan arwah'," katanya kepada Tribun Jateng.
Dia mengatakan, inti dari sembahyang Ulambana atau yang dikenal King Hoo Ping adalah mendoakan arwah-arwah yang sudah meninggal. Untuk sembahyang Ulambana, lanjut dia, khusus untuk mendoakan arwah yang tak memiliki ahli waris.
Adapun, sembahyang Pattumodana untuk mendoakan arwah yang masih memiliki ahli waris. "Ahli waris ini yang mendaftarkan nama-nama arwah leluhurnya untuk didoakan," katanya.
Dia mengungkapkan, upacara tersebut bertujuan untuk membalas budi baik para leluhur. Eko mengistilahkan, sebagai sarana pelimpahan jasa baik. "Kebaikan kita selama hidup ini dilimpahkan kepada para leluhur agar diringankan kesalahan selama hidupnya," katanya.
Menurut dia, semua nama arwah akan didoakan satu persatu. Eko menyebutkan, tahun lalu nama arwah yang didoakan mencapai 2.500. Untuk tahun ini, dia belum memastikan jumlahnya. "Yang pasti selama yayasan menggelar sembahyang ini jumlah arwah yang didoakan tidak pernah mengalami penurunan," katanya.
Sembahyang dilakukan dengan membacakan mantra budha. Dia mengatakan, sembahyang akan dipimpin langsung oleh Sangha Mahayana dari Jakarta, bukan dari Tiongkok sebagaimana diberitakan kemarin. (*)