Seleksi Atlet Popwil, Rules of the Game Harus Jelas

Laporan Tribun Jateng, Suharno

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG- Pembentukan tim untuk persiapan ke Pekan Olahraga Pelajar Wilayah (Popwil) terkadang memang ada banyak gesekan. Kadang ada daerah yang tidak diberi kesempatan untuk melaju ke Popwil meskipun mereka berprestasi di Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda).

Untuk menghindari terjadi gesekan ini maka rules of the game atau peraturan pertandingan haruslah jelas sebelum pelaksanaan Popda digelar.

Ambil contoh peraturan olahraga perorangan, misalnya di cabang tenis, atlet yang dikirimkan ke Popwil harus memiliki ranking nasional yang paling tertinggi. Jadi atlet boleh tidak mengikuti Popda karena harus mengikuti kejuaraan nasional atau sedang mengikuti pelatihan nasional (Pelatnas) tetap bisa tampil di Popwil karena peringkat nasionalnya tinggi.

Peraturan yang jelas ini tidak bisa digugat oleh atlet tenis yang mampu meraih juara Popda tetapi peringkat nasionalnya tidak lebih baik.

Untuk olahraga beregu juga harus ada peraturan yang jelas. Apakah aturannya juara Popda langsung mewakili Jateng ataukah tidak otomatis langsung mewakili Jateng tetapi harus mengikuti seleksi.

Sepengetahuan saya, untuk olahraga beregu memang harus mengikuti seleksi, tetapi untuk seleksi ini adalah wewenang penuh dari Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Jateng. Bisa saja Dispora memutuskan juara berhak mengirimkan 70 persen atletnya dan 30 persen sisanya berasal dari berbagai daerah. Bisa juga seleksi dilakukan dari awal dan melibatkan tim pemantau saat Popda berlangsung, sehingga peraturan pertandingan Popda ini yang harus dipegang. (*)

Tri Nurharsono
Dosen FIK Unnes
Ketua Bidang Penerapan IPTEK KONI Jateng