TAHUN BARU HIJRIAH
Malam Satu Suro, Ki Anom Suroto Ndalang di Kantor Gubernur
Malam Satu Suro, Ki Anom Suroto Ndalang di Kantor Gubernur dengan lakon Wahyu Tohjali, Jumat (24/10)
Penulis: Daniel Ari Purnomo | Editor: iswidodo
Laporan Tribun Jateng, Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah akan menggelar pertunjukkan wayang kulit Malam Satu Suro atau Malam Tahun Baru 1436 Hijriah.
Wayang kulit dengan lakon Wahyu Tohjali dengan dalang Ki Anom Suroto di depan kantor Gubernur Jawa Tengah, Jumat (24/10) malam mulai pukul 21.00 WIB.
"Kami ingin mengajak masyarakat Kota Semarang atau luar kota ikut berpartisipasi menikmati pertunjukan wayang kulit semalam suntuk sambil tirakatan sembari memperingati malam 1 Sura," ujar Budiyanto, Kepala Bidang Nilai Budaya, Seni dan Film, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah, Rabu (22/10).
Secara ringkas, judul cerita Wahyu Tohjali mengisahkan tentang Ki Lurah Semar yang mengetahui tentang turunnya sebuah wahyu maha dahsyat lewat Batara Guru. Tetapi, Batara Guru secara pribadi tidak langsung menyerahkan wahyu itu kepada penerima yang berhak. Dia malah memberikan wahyu maha dahsyat itu kepada Dewosrani (anak Batara Guru dengan Batari Durga). Ki Lurah Semar tidak terima dan akhirnya murka terhadap Batara Guru. Ki Lurah Semar bersabda membuat Batara Guru menjadi sebuah raksasa.
Hal itu membuat Batara Guru menyesal dan meminta maaf kepada Ki Lurah Semar. Akhirnya Ki Lurah bersedia memaafkan dengan syarat Batara Guru harus meminta kembali wahyu itu kepada Dewosrani. Setelah menyanggupi, Ki Lurah Semar mengembalikan wujud Batara Guru seperti sedia kala. Mereka berdua pergi mencari keberadaan Dewosrani untuk mengambil kembali wahyu itu.
Di lain pihak, Prabu Duryudana mengutus Begawan Druna bersama beberapa Kurawa pergi ke Gunung Tidar untuk mengambil wahyu yang desas desusnya akan diturunkan di sana. Dalam perjalanan, mereka bertemu empat orang yakni Raden Sunya, Raden Ganiya, Raden Nurwiti dan Raden Biya. Mereka bertarung memperebutkan wahyu itu. Pertarungan sengit terjadi namun pada akhirnya wahyu itu jatuh ke tangan Arjuna, penerima wahyu sakti mandraguna yang sebenarnya.
Selain itu, pertunjukan juga akan dimeriahkan pelawak kondang nasional asal Kota Lumpia, Sumar Bagyo alias Gareng dan akan ditemani oleh Eka, penyanyi campursari sekaligus peraih juara tiga Sinden Idol. (*)