Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Travel Guide

Melihat Dapur Pembuatan Kain Batik Milik Sigit Witjaksono

Sekar Kencana merupakan rumah batik milik Sigit Witjaksono yang juga tokoh Tionghoa. Di rumah ini, Sigit memiliki sekitar 20 pegawai.

Penulis: rika irawati | Editor: rustam aji
Melihat Dapur Pembuatan Kain Batik Milik Sigit Witjaksono - wisma_batik.jpg
tribun jateng/syofri kurniawan
Sejumlah pembatik di rumah batik Sekar Kencana milik Sigit Witjaksono di Lasem, Rembang, Jawa Tengah
Melihat Dapur Pembuatan Kain Batik Milik Sigit Witjaksono - wisma_batik-2.jpg
tribun jateng/syofri kurniawan
Melihat Dapur Pembuatan Kain Batik Milik Sigit Witjaksono - wisma_batik-3.jpg
tribun jateng/syofri kurniawan
Melihat Dapur Pembuatan Kain Batik Milik Sigit Witjaksono - wisma_batik-4.jpg
tribun jateng/syofri kurniawan

PERJALANAN kami kali ini city tour ke Lasem, Rembang. Tak hanya mengenal kebudayaan dan sejarah kota yang dijuluki Tiongkok Kecil, kota di pesisir utara Pulau Jawa ini juga menyediakan wisata belanja.

Tujuan pertama kami mengunjungi Desa Wisata Batik Babagan. Tak sulit menemukan tempat ini. Gapura besar bertuliskan informasi desa wisata ini berdiri megah di sisi selatan jalan utama Pantura. Tak jauh dari gapura ini, berdiri baliho peta wisata yang menunjukkan beberapa pusat batik di Babagan.

Di kawasan ini, kita bisa melihat rumah-rumah tua khas Tiongkok. Mayoritas, milik pengusaha batik. Kami memilih rumah batik Sekar Kencana yang berjarak sekitar 250 meter dari gapura masuk sebagai tujuan pertama.

Sekar Kencana merupakan rumah batik milik Sigit Witjaksono yang juga tokoh Tionghoa. Di rumah ini, Sigit memiliki sekitar 20 pegawai. Mulai pembuat pola, membatik, sampai tenaga pendukung hingga kain batik siap jual. "Saya sendiri yang membuat gambar, selanjutnya pegawai yang membuat pola di kain," ungkap Sigit.

Di usianya yang menginjak 85 tahun, Sigit masih sigap. Dia tak segan menjelaskan dan menunjukkan dapur pembuatan batik. Ada yang tengah Nglengkreng, Nerusi, Ngelir, Nembok, Nglorot, juga menjemur kain. "Tidak ada batik cap di Lasem, semua batik tulis. Dibutuhkan waktu hingga satu bulan untuk menghasilkan satu kain batik. Itu sebabnya, harga batik Lasem mahal," jelasnya.

Sigit menyebut, ada tiga motif batik khas Lasem. Yakni, Latohan, Sekar Jagad, dan Watu Pecah atau Kricak. Latohan merupakan buah dari tanaman yang hidup di tepi laut pesisir utara Pulau Jawa. Sementara Sekar Jagad merupakan kumpulan motif bunga yang terserak.

"Watu Pecah atau Kricak merupakan motif yang terinspirasi dari pembangunan jalan proyek Daendels, Anyer-Panarukan," terang Sigit.

Tak hanya mengandalkan tiga motif batik tersebut. Sigit yang merupakan generasi kedua dari keluarga Njo yang membuat batik membuat terobosan. Dia memadukan motif batik dengan aksara Tiongkok. "Kami ingin membuktikan, batik Lasem memang memadukan budaya Jawa dan Tionghoa seperti sejarahnya," imbuhnya.

Tak puas melihat proses membatik di Babagan, kami melanjutkan perjalanan ke Purnomo Batik Art and Handicraf di Jalan Gedungmulyo. Lokasi ini berseberangan jalan dengan Sentra Batik Babagan.

Di tempat ini, kami melihat proses pembuatan batik dan memilih-milih batik yang bisa dijadikan oleh-oleh. "Batik Lasem memiliki warna khas abang getih pitik dan biru. Warna pesisir memang identik terang, itu sebabnya kami menggunakan pewarna kimia. Belum bisa menemukan komposisi pas kalau menggunakan pewarna alam," terang Gustav N Purnomo, pengelola rumah batik tersebut.

Gustav juga tak pelit membagi informasi terkait pembuatan batik. Juga, mengajak kami berjalan-jalan di tempat pembuatan batik. Menurut Gustav, kedatangan Laksamana Cheng Ho di Lasem membuat budaya dan tradisi di Lasem kental akan Tiongkok. "Itu juga mempengaruhi batik. Warna dan motif merupakan perpaduan Jawa dan Tiongkok. Motif burung hong, naga, kura-kura dan kupu kupu kental akan filosofi Tiongkok," jelasnya.

Batik Lasem dibanderl Rp 700 ribu hingga lebih dari Rp 1 juta per potong. Anda ingin membawanya sebagai oleh-oleh? (ira)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved