Saat Perempuan Kaum Sosialita Semarang Berkumpul, Ini Yang Dibicarakan
Saat Perempuan Kaum Sosialita Semarang Berkumpul, Ini Yang Dibicarakan
Penulis: adi prianggoro | Editor: iswidodo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG- Kegiatan arisan yang diselenggarakan sekumpulan rumah tangga ini dimanfaatkan secara positif. Mereka menamakan diri "Cleopatra". Dari sekadar ngerumpi, berbagi pengetahuan hingga menjalankan bisnis. Bagaimana arisan para perempuan kaum sosialita ini berlangsung?
Loli yang memakai atasan warna ungu dan bawahan warna merah muda tiba di Restoran Vale, Jalan Dr Wahidin, Kamis (18/12) siang. Ia tersenyum lebar seraya menyapa teman-temannya yang telah datang lebih dulu.
"Ayo segera dikumpulkan uangnya. Setelah itu nanti membahas makanan apa yang sehat dan enak di Semarang," kata pengusaha koperasi dan pemilik sebuah perusahaan otobus (PO) ini.
Sembari menikmati makanan, Loli mengobrol dengan sembilan temannya yaitu Vira, Hartatik, Trias, Siti, Mila, Widia, Kris, Lisa, dan Dian. Ibu-ibu yang usianya di kisaran 30-40 tahun itu memakai baju penuh warna. "Ada les musik untuk anak yang saya bagus di mana ya?" celetuk seorang anggota.
Di sela-sela menyantap makanan yang disajikan oleh pegawai restoran, para kaum sosialita itu juga mencari resep makanan. Peserta lain, Vira, berbagi pengalaman mengelola bisnis apotik miliknya. Sedangkan Mila menceritakan bisnis ekspor rotan yang ditekuni. Anggota-anggota lainnya pun menceritakan berbagai pengalamannya.
"Kami mendapatkan manfaat banyak dari arisan ini. Mulai sekadar bisa ngerumpi sampai berbagai pengalaman bisnis," kata Vira.
Ketua kelompok Sosialita Cleoptara, Hartatik mengungkapkan, arisan yang jumlahnya hanya Rp 500 ribu per orang ini hanya sebagai media untuk mempertemukan anggotanya.
Arisan ini biasanya diadakan sebulan sekali di satu restoran ke restoran atau hotel. "Kami memakai tema, terkadang tema warna kuning, seragam tentara. Saat ini temanya colourful," kata Hartatik.
Seorang anggota Cleopatra, Vira menceritakan, arisan ini bermula dari kebutuhan "ngumpul" para ibu-ibu rumah tangga. Selanjutnya, Vira dan sejumlah temannya sepakat untuk membuat perkumpulan ini "agak resmi" dengan model arisan.
"Kumpul sama teman-teman itu hiburan para ibu-ibu. Kami ingin memperluas pergaulan, tidak sekadar sibuk nyapu dan ngepel di rumah. Ha-ha-ha," kata Vira dengan nada setengah bercanda.
Ketua kelompok Sosialita Cleopatra, Hartatik menambahkan, di luar kegiatan arisan para anggotanya pun sering bertemu. Mereka punya agenda rutin ngemall, shopping, dan sejumlah kegiatan sosial.
Menurut Hartatik, para anggotanya juga sebagian besar terdaftar di kelompok arisan lainnya.
"Contohnya saya juga ikut di kelompok arisan lain yang pemenangnya dapat berlian. Kelompok itu menyenangkan juga namun anggotanya lebih banyak," katanya. (tribunjateng/a prianggoro)