Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ujian Nasional 2015

Taufik: Sekolah Di Semarang Belum Siap Gelar UN Sistem Online

Kabid Monitoring dan Pengembangan, Taufik menyatakan Sekolah Di Semarang Belum Siap Gelar UN Sistem Online

Penulis: rival al manaf | Editor: iswidodo
TRIBUNJATENG/WAHYU SULISTYAWAN
FOTO DOKUMEN Ujian Nasional 2014 tingkat SMP di Kota Semarang, 5 Mei 2014. 

Laporan Reporter Tribun Jateng, Rival Almanaf

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -Persiapan logistik pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di Kota Semarang menggunakan sistem Computer Based Test (CBT) atau online menurut Kabid Monitoring dan Pengembangan (Monbang), Taufik Hidayat, belum siap.

Hal tersebut dikarenakan banyak sekolah yang dinominasikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melaksanakan UN menggunakan sistem online masih belum memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan.

“Kalau menurut saya sekolah piloting untuk melaksanakan UN model online akan terkendala masalah persyaratan sangat banyak,” kata Taufik kepada, Jumat (6/2/2014).

Dikatakan, persyaratan sekolah untuk mengadakan UN CBT yaitu harus tersedia petugas laboratorium komputer (Laboran), dapat menyediakan komputer client di sekolah yang jumlahnya sebanding dengan jumlah peserta Unas dengan perbandingan 1 komputer yang tersedia untuk 3 orang peserta ujian.

Client merupakan komputer dalam jaringan yang menggunakan sumber daya yang disediakan oleh server. Lebih jelasnya Client yaitu pemakai layanan. Selain itu sekolah yang dinominasi menjadi sekolah piloting pelaksaan Unas model CBT harus dapat menyediakan sarana komputer dengan spesifikasi seperti yang ditentukan oleh Kemendikbud.

“Untuk jumlah komputer misal peserta UN 120 orang, maka jumlah komputer yang harus tersedia minimal 40 unit. Sedangkan untuk spesifikasi komputer server yang disyaratkan meliputi PC atau komputer Dekstop non laptop, processor harus Xeon atau I.5, Ram PC harus 4 Gigabite, Hardisk minimal 250 gigabite, operasional sistem harus Windows 7,” ujar Taufik.

Dilain sisi, spesifikasi untuk Client yaitu Processor minimal harus intel Pentium 4, RAM sebesar 512 megabite, operasional sistem minimal Windows Xp, serta web browser harus Chrome atau Mozzila Firefox maupun Xambro. Persyaratan yang lain, lanjut Taufik, yaitu jaringan internet dengan bandwith minimal 1 megabyte per secon (Mbps) serta Jaringan Area lokal (Local Area Network-LAN) 1 server maksimal untuk 25 Client.

“Apabila tidak dapat dipenuhi, maka bisa 1 server maksimal untuk 40 client. Dengan persyaratan yang sedemikian rupa, sepertinya banyak sekolah yang nantinya akan mengalami kendala, meski nanti masing-masing sekolah akan divalidasi persyaratan tersebut oleh pihak Kemendikbud secara langsung,” terangnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved