Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tahun Baru Imlek 2566

Harga Satu Tandu Patung Dewa Buatan Handoyo Mencapai Rp 70 Juta

Harga Satu Tandu Patung Dewa Buatan Handoyo Mencapai Rp 70 Juta, tergantung tingkat kerumintan ukiran.

Penulis: fajar eko nugroho | Editor: iswidodo
tribunjateng/fajar eko nugroho
TANDU DEWA- Handoyo Wijaya alias Oey Tek Han (55) Warga Kelurahan Pekauman Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal membuat tandu patung dewa. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Fajar Eko Nugroho

TRIBUNJATENG.COM, TEGAL - Menjelang Tahun Baru Imlek, menjadi berkah tersendiri bagi perajin tandu patung dewa (kimsin). Sebab, sejumlah tempat ibadah atau kelenteng telah memesan tandu ke perajin tandu.

Handoyo Wijaya alias Oey Tek Han (55) Warga Kelurahan Pekauman Gang Mangga No 7 RT / RW 2 Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal misalnya, ia merupakan satu-satunya perajin tandu patung dewa di Kota Tegal.

Handoyo menyebut, tandu patung dewa akan digunakan untuk menggotong patung Buddha saat perayaan Imlek.

"Memang kebiasaan menggotong tandu pada perayaan Tahun Baru Imlek dipercaya mampu mendatangkan hoki," kata Handoyo Wijaya di kediamanya kemarin.  Ayah tiga anak itu mengaku, masih mempertahankan pekerjaannya menjadi pengrajin tandu sejak belasan tahun yang lalu. "Bisa membuat tandu dewa ini, saya belajar sendiri secara otodidak. Tidak ada yang mengajari,"ungkapnya.

Keahlian Handoyo membuat tandu patung dewa itu, didapatkan dari melihat teman karibnya yang seorang perajin ukiran kayu asal Jepara. "Dari situlah saya melihat bagaimana cara mengukir di atas kayu. Lama-kelamaan akhirnya sudah terbiasa dan bisa melakukanya," ungkapnya.

Untuk membuat satu unit tandu dewa, kata dia, membutuhkan waktu sekitar 5 bulan. Maka dari itu, Pria kelahiran 1959 itu menghabiskan banyak waktu bergelut dengan palu kayu serta pahat di kediamanya.

Di usianya yang menjelang tua, ia masih gigih mengukir kayu dengan sebuah pola yang terbilang rumit dan ornamen-ornamen yang ada di dinding tandu memiliki kesulitan-kesulitan tersendiri. Namun demikian, menurutnya kesulitan inilah yang menjadi tantangan baginya.

“Kalau untuk membuat sebuah tandu patung dewa berukuran 60 x 6 sentimeter. Penyelesaian pembuatanya sekitar lima bulan,” ungkapnya.

Dalam pengerjaan pembuatan tandu, ia tidak sendiri. Ada tiga orang kerabat yang ikut membantunya menyelesaikan bagian ukiran dinding-dinding tandu. Adapun tandu patung dewa terdiri dari tiga bagian atau tingkat yakni, bagian bawah, tengah dan atas.

Dalam memproduksi tandu, Handoyo juga selalu mempertimbangkan dengan ilmu perpakeman sesuai dengan permintaan pemesan atau klenteng. Sebab, setiap klenteng pasti memiliki dewa yang berbeda.

Misalnya saja untuk Klenteng Tek Hay Kiong Kota Tegal. Pada klenteng yang sudah berusia 300 tahun lebih ini menganut kepercayaan Tek Hay Kiong yang berarti Manusia Sejati dari Laut. Sehingga dalam pembuatan tandunya haruslah menyesuaikan dengan kondisi maritim.

Satu tandu dewa biasa dia jual seharga Rp 50 juta hingga Rp 70 juta. Namun, tidak menutup kemungkinan harga bisa lebih murah dengan menyesuaikan tingkat kesulitan pembuatan. Bahkan, tidak jarang ia hanya mendapat ongkos kerja saja untuk memproduksi sebuah tandu yang dipesan oleh klenteng. (tribunjateng/fajar eko nugroho)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved