Watu Kambang Asli Purbalingga Berpotensi Jadi Wisata Cagar Budaya
Watu Kambang Asli Purbalingga Berpotensi Jadi Wisata Cagar Budaya
Penulis: fajar eko nugroho | Editor: iswidodo
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Fajar Eko Nugroho
TRIBUNJATENG.COM, PURBALINGGA - Batu Kambang yang berada di Desa Selakambang, Kecamatan Kaligondang, Purbalingga, potensi untuk dikembangkan sebagai wisata sejarah cagar budaya atau purbakala.
Warga setempat menyebutnya sebagai Watu Kambang dan konon disebut-sebut sebagai cikal bakal nama Desa Selakambang. Dalam bahasa Jawa, batu juga disebut sebagai Selo/Sela.
Batu Kambang memiliki ketinggian antara 5 hingga 9 meter, dan diameter mencapai 50 meter. Mesti disebut Kambang (mengapung –Jawa), namun batu ini tidak mengapung di air. Hanya lahan di sekitarnya saja yang dikelilingi aliran Sungai Lebak.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olah Raga (Dinbudparpora) Purbalingga, Subeno mengatakan, meski belum menjadi obyek wisata, namun Batu Kambang sudah mulai banyak dikunjungi tamu. Bahkan, oleh pihak desa setempat, di sekitar lokasi ini juga sering digunakan untuk tempat berkemah.
“Batu Kambang banyak dikunjungi para remaja dan anak-anak, hal ini tentunya potensial untuk dikembangkan sebagai wisata purbakala,” kata Subeno disela-sela melakukan peninjauan Batu Kambang, Selasa (10/3/2015).
Sementara itu Kepala Bidang Kebudayaan Dinbudparpora, Sri Kuncoro mengungkapkan, luasan Batu kambang yang terlihat di bagian atas sekitar 50 meter, namun bagian bawah diduga lebih luas hingga mencapai 200 meter.
Namun demikian, sampai sejauh ini, Dinbudparpora belum memasukkan Batu Kambang sebagai salah satu benda purbakala dan cagar budaya.
Namun, jika dilihat dari jenis bebatuan, Batu Kambang sudah berusia lebih dari 50 tahun, sehingga ditengarai sebagai benda purbakala.
Untuk mencapai areal Batu Kambang, tidaklah sulit, dari pusat kota Purbalingga menuju Desa Selakambang ditempuh sekitar 20 menit menggunakan kendaraan pribadi. Dari persimpangan Selakambang kemudian menuju arah Timur ke arah Dusun Beji. Kemudian di pertigaan kedua di Dusun Beji, kita harus turun berjalan kaki. Melewati jalan berkelok dan rumah penduduk hingga ke ujung jalan. Selepas ujung jalan inilah kita melewati jalan menurun dan sudah terlihat Batu Kambang. (*)