Kuliner Java
Komunitas Kuliner Semarang Berbagi Tempat Makan Enak
Bingung mencari referensi makan enak? Komunitas Kuliner Semarang menyajikan melalui ulasan dari para anggota.
Penulis: m alfi mahsun | Editor: tri_mulyono
TRIBUNJATENG.COM - Bingung mencari referensi makan enak? Komunitas Kuliner Semarang menyajikan melalui ulasan dari para anggota. Manfaat ini pula yang didapat Rudi dan ratusan anggota komunitas tersebut.
Seorang anak umur tiga tahun duduk disamping kursi Rudi Sugyarto. Sesendok demi sesendok bubur ayam yang disuapkan Rudi disantap lapah oleh sang anak. Kevin, nama anak tersebut.
Rudy memang selalu mengajak buah hati kemanapun kopdar resmi Komunitas Kuliner Semarang digelar. Tak terkecuali, saat dilaksanakan di foodcourt Mal Grand Edege Jalan Sultan Agung, Kamis (20/3/2015) malam.
"Kevin selalu saya ajak tiap makan. Ini dia senang karena makanannya menurut dia enak. Pernah, suatu ketika, dia tidak mau disuapi karena menurutnya makanan yang saya pesan kurang enak. Setelah saya coba, memang benar. Jadi, bisa dibilang, Kevin tahu mana tempat makan enak dan tidak," ujar Rudi.
Kali pertama bergabung di Komunitas Kuliner Semarang, Rudi langsung mendapat rekomendasi kuliner yang selama ini dia cari.
Bebek Goreng Mak Yah di Salatiga, merupakan tempat makan pertama yang disinggahi Rudi setelah membaca ulasan anggota grup Facebook Kuliner Semarang.
Pegawai perusahaan asusransi itu bisa dibilang anggota lama, tepatnya, bergabung sejak Kuliner Semarang dibentuk 1 September 2014.
Kuliner Semarang merupakan komunitas yang berbasis di media sosial Facebook. Komunitas ini fokus pada mengulas makanan, memberi referensi tempat, harga serta informasi lain seputar kuliner di Kota Semarang dan sekitarnya.
Menurut rekan-rekannya, Rudi bisa dikatakan doyan makan. Hampir semua ulasan makanan yang diposting di grup Facebook Kuliner Semarang di awal komunitas ini terbentuk, dijelajahi Rudi.
"Yang enak itu ayam bumbon petis di Ungaran, itu mantep sekali. Belum ada yang mengalahkan sampai sekarang," ungkapnya.
Mulai dari restoran, warung lesehan, sampai angkringan, sudah dia coba bersama kawan-kawan di Kuliner Semarang. Memang, tidak hanya bersama Kevin, dia juga sering mengajak anggota lain di komunitas itu.
"Saya ingin, nantinya komunitas ini didukung Pemkot Semarang dalam melestarikan kuliner Semarang. Karena di dalamnya ada penikmat kuliner dan pengusaha makanannya juga," harap pria kelahiran Semarang, 13 maret 1980 itu.
Selain Rudi, manfaat bergabung di Grup Facebook Kuliner Semarang juga dirasakan Noni Kesya Francisca. Tak hanya teman baru, omzet hasil pesanan katering usahanya di Vinolia Catering meningkat.
"Saya gabung di grup satu bulan lalu. Awalnya, ingin promosi tapi tidak boleh dan dianjurkan membuat ulasan. Karena ada syarat boleh promosi asal memberi diskon ke semua anggota grup, baru saya bisa menawarkan usaha katering," cerita perempuan kelahiran Semarang 21 November 1982 itu.
Pemilik usaha di Jalan Ruko Emerald B2 Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, itu tak merasa rugi atas diskon yang diberikan. Noni berprinsip, usaha yang dia jalani akan bisa berkembang jika harga dan kualitas produk disukai masyarakat.
"Semua dari hobi, dan ke depan semoga bisa lebih banyak acara yang diadakan Kuliner Semarang. Dan saya berharap kuliner Semarang makin bisa dikenal," harap Noni.