Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Ini Penyebab Jalan Raya Ciregol Brebes Ambles dan Longsor

Daerah Ciregol yang berada di Desa Kutamandala, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah merupakan daerah yang menjadi area rawan longsor.

Penulis: fajar eko nugroho | Editor: rustam aji
Daerah Ciregol yang berada di Desa Kutamandala, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah merupakan daerah yang menjadi area rawan longsor. 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Fajar Eko Nugroho

TRIBUNJATENG.COM, BREBES - Daerah Ciregol yang berada di Desa Kutamandala, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah merupakan daerah yang menjadi area rawan longsor.

Hampir tiap tahun terutama di musim penghujan daerah ini sering terkena longsor.

Adapun lokasi yang sangat rawan longsor adalah di km 115+50 sampai 115+900, tepatnya di Desa Kutamandala.

"Daerah ini sangat menarik dan antik karena wilayah ini diapit oleh dua sungai besar yaitu Sungai Glagah dan Sungai Pedas, dalam istilah geologi disebut sebagai morfologi pelana (saddle structure), yang secara alamiah merupakan daerah yang rawan longsor karena proses alam bisa menyebabkan dua sungai ini menyatu," ujar Indra Permanajati, Dosen Mitigasi Bencana Alam Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Senin (13/4/2015).

Kedua sungai tersebut, lanjutnya, berbentuk meandering yang berkelok-kelok, sehingga beberapa sisi kelokan sungai menggerus tepian jalan atau biasa disebut erosi tebing sungai (under cut slope).

"Kondisi inilah yang ikut mendukung terjadi longsoran di jalan Ciregol, tetapi melihat kondisi demikian bukanlah sesuatu yang tidak bisa diatasi, dengan teknologi tentu kondisi alam bisa diketahui dan dapat dicari solusinya. Tetapi memang setiap lokasi mempunyai tingkat kesulitan yang berbeda-beda,"ungkapnya.

Menurut dia, longsoran yang terjadi hari Sabtu (11/4) kemarin, merupakan area yang menjadi jalur mahkota longsoran yang kebetulan memotong jalan umum.

"Sebenarnya mahkota longsoran bisa berkembang dimana saja terutama di daerah rawan longsor, kebetulan di daerah Ciregol jalur tersebut memotong jalan umum,"jelasnya.

Dari kajian geologi teknik, kata dia, beberapa faktor menjadi penyebab utama longsoran di daerah Ciregol yaitu jalan yang dekat tebing sungai yang terjal dengan ketinggian sekitar 50 – 70 m, erosi pinggir sungai yang kuat, batuan yang secara alamiah mendukung longsoran yaitu endapan breksi laharik muda yang menumpang di atas batuan lempung formasi Tapak.
Kemudian ada faktor yang ikut mendukung mempercepat longsoran yaitu kegiatan pengambilan tanah didekat bahu jalan untuk pembuatan batu bata.

"Kalau faktor alam sebenarnya berbeda-beda tingkat kerawanannya dan kesulitannya dalam pencegahannya, tetapi usaha yang dilakukan tentu akan mengurangi tingkat kerawanan bencana. Seperti di daerah Ciregol penanganan longsor sudah baik artinya penanganan cepat ditangani dan langsung dikoordinasikan kesemua pihak yang terkait sepertiKementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera), Polres, dan sebagainya,"paparnya.

Hal ini, kata Indra, sebagai indikator adanya kemajuan dalam penanganan bencana.

"Memang masalah yang harus terus difikirkan pihak-pihak terkait adalah penanganan jangka panjang,"katanya.

Melihat faktor alam yang demikian seperti daerah Ciregol, tentu langkah teknik dapat dilakukan dengan mengamati faktor yang menjadi penyebab utama longsoran, tetapi untuk daerah seperti Ciregol memang mempunyai tingkat kesulitan yang cukup tinggi.

"Langkah pencegahan tidak mudah dilakukan dan membutuhkan biaya yang tinggi. Seperti pengaturan intensitas dan jalur arus air supaya tidak menggerus lereng, pengaturan geometri lereng dan beban lereng bagian atas, struktur penahan lereng yang kuat, dan sebagainya,"tambahnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved