Feature
Perputaran Uang di Pasar Kliwon Kudus Tembus Rp 15 Miliar Sehari
Sejak memasuki Ramadan, suasana Pasar Kliwon, Kudus, mulai lebih ramai dari hari-hari sebelumnya. Kondisi ini akan semakin ramai, ketika Lebaran semak
Penulis: yayan isro roziki | Editor: Catur waskito Edy
KUDUS, TRIBUNJATENG.COM -- Sejak memasuki Ramadan, suasana Pasar Kliwon, Kudus, mulai lebih ramai dari hari-hari sebelumnya. Kondisi ini akan semakin ramai, ketika Lebaran semakin dekat.
Seorang pedagang pakaian dan sandal di Pasar Kliwon, Evi, mengaku momen Ramadan dan Lebaran membawa berkah. Siang itu, ia tampak sibuk melayani beberapa pembeli, yang sedang memilih-milih baju. "Sudah, sudah tambah ramai. Nanti H-7 biasanya malah sangat ramai," katanya, Rabu (1/7)..
Menurut Evi, pembeli di Pasar Kliwon tak hanya datang dari penduduk sekitar Kudus. Banyak di antaranya yang merupakan warga dari luar kota.
"Orang luar Kudus, terutama di wilayah eks-Karesidenan Pati, banyak yang belanja pakaian ke sini. Ini kan termasuk pasar terbesar di wilayah pantura Jateng," ucapnya. Namun, ia enggan membeberkan berapa jumlah omzet per hari di kios miliknya.
Kepala Pasar Kliwon, Sugito, mengatakan perputaran uang di Pasar Kliwon saat ini meningkat drastis, dari hari-hari sebelumnya. Menurut dia, peningkatannya mencapai sekitar 50 persen.
"Hari-hari biasa perputaran uang di sini mungkin sekitar Rp10 miliar, sekarang bisa mencapai sekitar Rp15 miliar per hari," katanya.
Menurut dia, perputaran uang di Pasar Kliwon masih bisa meningkat, saat Lebaran semakin dekat. "Mulai H-10 saya perkirakan bisa lebih dari itu (Rp15 miliar)," ujarnya.
Disampaikan, besarnya perputaran uang di Kliwon lantaran pasar ini menjadi tempat kulakan pakaian pedagang dari berbagai daerah. Bahkan, beberapa di antaranya berasal dari luar Jawa.
"Di sini kan juga menjadi tempat grosir, yang kulakan ada yang dari Kalimantan juga," ucap dia.
Anggota Komisi B DPRD Jateng asal Kudus, Achwan Sukandar meminta kepolisian menempatkan personel secara khusus untuk pengamanan di Pasar Kliwon.
"Mengingat besarnya perputaran uang yang ada, dipastikan tingkat kerawanan tindak kriminal juga meningat," katanya.
Tingkat kerawanan tindak kriminalitas di Kudus, bukan hanya perampokan, pencurian, pencopetan, atau sejenisnya. Melainkan juga sangat rawan adanya peredaran uang palsu (upal).
"Setidaknya ada lima tempat yang kami perketat penjagaannya, baik oleh aparat berseragam lengkap maupun berpakaian preman. Yakni, toko emas, pegadaian, SPBU, bank, dan pasar atau pusat-pusat perbelanjaan," kata Kapolres Kudus, AKBP M Kurniawan, Rabu.
Hingga saat ini, menurut dia, kondisi keamanan di Kudus masih sangat kondusif. Pihaknya belum mendapat laporan adanya peredaran uang palsu, dan tindak kriminal yang mencolok lainnya. "Alhamdulillah aman, dan semoga tetap aman," harapnya. (yayan isro' roziki)