Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Mutiara Ramadan

Sabar dari Amarah

Sebaliknya apabila kita tidak bisa bersabar lebih baik dihindari dahulu agar kita tidak tergelincir pada hilangnya pahala puasa kita karena marah

zoom-inlihat foto Sabar dari Amarah
TRIBUNNEWS.COM
Pengurus Nahdatul Ulama melakukan peneropongan hilal dari lantai 32 pusat perbelanjaan Season City, Jakarta, Senin (8/7/2013). Peneropongan tersebut dilakukan untuk mengamati pergerakan bulan yang akan menentukan hari pertama pada bulan suci Ramadhan. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

Pertanyaan:

Assalamualaikum Tribun, saya mempunyai teman. Sifat teman saya sangat sensitif (mudah tersinggung dan mudah marah) terhadap orang-orang sekitarnya dan sensitif juga terhadap saya. Saat di bulan puasa ini, sikap sensitifnya itu tidak bisa dia jaga. Lalu apakah puasa teman saya batal atau pahalanya dikurangi?. Trimakasih Tribun

628984274143

Jawab:

Waalaikumsalam,

Pembaca yang budiman, berpuasa sebenarnya memang mencakup dua aktivitas utama, yaitu dhahir (syariat/fiqh) dan bathin (akhlak). Kesempurnaan puasa apabila kedua hal tersebut menyatu dalam aktivitas puasa kita, sehingga kita akan memperoleh keutamaan berpuasa sebagaimana dijanjikan dalam hadis-hadis Nabi Muhammad.

Menahan makan, minum, jima, dan segala hal yang membatalkan puasa selama berpuasa merupakan amaliyah dhohir (syariat), sedangkan menahan amarah, perkataan tidak terpuji, perbuatan zalim, menggunjing, dan sombong merupakan amaliah batin (akhlak).

Jika ketentuan syariah berimbas kepada batalnya puasa, sedangkan ketentuan akhlak berimbas pada berkurangnya pahala, bahkan menghilangkan pahala puasa, sekalipun tetap sah puasanya.

Ada sebuah hadis shahih diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah Muhammad Saw pernah bersabda “Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan jelek dan (bahkan) melakukannya, maka tidak ada hajat bagi Allah SWT menolak makan dan minumnya” (HR. Bukhari/1804).

Hadis ini memberikan petunjuk agar kita juga perlu berhati-hati terhadap bahaya hilangnya pahala puasa karena sebab perkataan jelek, perbuatan zalim, hasud, iri dan dengki, termasuk marah saat berpuasa.

Perbuatan-perbuatan tersebut menjadikan kita hanya akan mendapatkan lapar dan dahaga sepanjang berpuasa, sementara pahala dari ibadah tersebut tidak kita peroleh.

Sehingga apabila memiliki teman yang sangat sensitif (mudah marah), apabila kita bisa bersabar akan dapat menambah pahala kita.

Sebaliknya apabila kita tidak bisa bersabar lebih baik dihindari dahulu agar kita tidak tergelincir pada hilangnya pahala puasa kita karena marah yang sama kita lakukan.

Jika terjadi percekcokan atau pertengkaran, cukuplah kita mengalah dan mengakatan “Saya sedang berpuasa” sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah Muhammad Saw.

Wallahu a”lam.

KH Abu Choir

Pengasuh PP Darur Ridhwan Al Fadholi Pati

Anggota Departemen Ekonomi RMI NU Jateng

Sumber: Tribun Jateng
Tags
Ramadhan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved